Karena kecantikan, kemolekan, dan keindahannya, burung cendrawasih dari Papua disebut-sebut sebagai burung surga. Nama famili burung ini pun Paradisaeidae yang memiliki 43 jenis.
Satu yang unik di antaranya adalah cendrawasih kerah (Lophorina superba). Cendrawasih jenis ini biasa mengembangkan bulu hitamnya bak jubah, memamerkan bulu-bulu di dadanya yang berwarna biru menyala. Ia akan mengajak kawin betina dengan cara melompat-lompat semacam gerakan tarian.
Para ilmuwan menggap semua cendrawasih jenis ini adalah jenis yang sama. Namun setidaknya, terdapat dua jenis berbeda sebagaimana temuan baru yang dilaporkan jurnal PeerJ oleh ahli ornitologi Amerika Serikat.
Spesies cendrawasih baru itu dijuluki cendrawasih Vogelkop. Nama itu diambil dari habitat asalnya di Semenanjung Kepala Burung (Vogelkop), alias Semenanjung Doberasi, Papua Barat.
Meskipun terlihat sama, terdapat perbedaan pola yang muncul dari dua spesies tersebut. Perbedaan tersebut tampak dari pola yang muncul saat burung surga ini mengembangkan bulu-bulunya. Meski tak signifikan, pola dari bulu-bulunya tampak berbeda satu sama lain.
Selain itu, tarian pemikat kedua spesies ini pun berbeda, termasuk vokalisasinya, hingga fisik antara burung jantan dan betinanya. Ketika membentangkan bulunya, cendrawasih Vogelkop tampil dengan pola bak bulan sabit. Ia tak seperti cendrawasih kerah umumnya yang memunculkan pola oval.