Paragram Ngopi: Review Film Eksil, Dokumenter Soal Pengasingan Yang Bikin Dada Sesak

Paragram Ngopi: Review Film Eksil, Dokumenter Soal Pengasingan Yang Bikin Dada Sesak
Salah Satu Narasumber Dalam Film Eksil (YouTube)

Kini, Lola Amaria berhasil menyelesaikan dan membawa film Eksil untuk ditayangkan di bioskop-bioskop terpilih di Indonesia. Setelah sebelumnya, film Eksil sempat diputar dan mendapat penghargaan sebagai film terbaik di festival film Festival Film Indonesia (FFI), Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) dan Forum Film Dokumenter (FFD).

Lola menuturkan bahwa setelah menyelesaikan film tersebut, dia merasa bahwa pertanyaannya terkait apa itu PKI sudah terjawab dengan dua sudut pandang sekaligus. Meski begitu, dia tetap menyerahkan keputusan kepada publik ingin percaya dengan sisi yang mana.

"Iya, terjawab. Terjawab dan jadi ada dua sisi. Maka berbalik kita mau percaya yang mana? Karena saking doktrinnya begitu kuat maka rasa penasarannya jadi makin kuat. Dan mungkin banyak yang nggak peduli, ya bodo amat mau siapapun, mau PKI itu jahat atau nggak, banyak yang nggak peduli artinya kita jadi apolitis, apatis, semua terhadap hal-hal menyangkut negeri ini," pungkas Lola Amaria.

Sementara itu, bagi Lola, film ini bukan hanya berarti sekadar film dokumenter sejarah saja. Dia mengaku film Eksil punya keterikatan emosional terhadap dirinya di mana pengetahuan terkait sosok-sosok eksil membukakan mata dan hatinya untuk memilih sosok pemimpin negara yang mampu memberikan kebebasan.

Foto: Poster Film Eksil (Instagram)

Tak hanya itu, Lola Amaria juga merasa bahwa dirinya punya tanggung jawab moril pada para eksil setelah mengangkat kisah hidup mereka. Lola dengan tegas menyampaikan kalau film ini hanya bertujuan untuk memberikan sudut pandang lain terkait kejadian tahun 1965 bukan untuk mengajarkan soal komunis di Indonesia.

Lola Amaria juga tidak bermaksud untuk melawan pemerintah Indonesia yang saat ini sedang memimpin, namun dia menekankan bahwa film Eksil bercerita mengenai kisah kehidupan para eksil yang terpaksa harus melanjutkan hidupnya di negara orang.

Film berdurasi 119 menit ini menyajikan kesaksian para eksil lewat cara yang lembut. Meski begitu, tetap saja kisah mereka membuat miris orang yang hidup jauh dari masa saat momen kelam itu terjadi. Rasa trauma para eksil juga tersampaikan menembus layar lebar. 

Lola mengambil penggalan kisah para eksil dan menyajikannya dengan baik serta padat tanpa perlu banyak bumbu dramatisasi. Apalagi, intonasi dan mimik para eksil tersebut sudah sangat jelas menggambarkan rasa pilu mereka yang membuat dada sejak awal film Eksil diputar.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"