Paragram Ngopi: Review Film Eksil, Dokumenter Soal Pengasingan Yang Bikin Dada Sesak

Paragram Ngopi: Review Film Eksil, Dokumenter Soal Pengasingan Yang Bikin Dada Sesak

Sutradara Lola Amaria datang dengan karya barunya yakni film Eksil (The Exiles). Ini merupakan salah satu film bioskop yang harus banget ditonton. Seperti judulnya, film Eksil menceritakan tentang para eksil yang terpaksa hidup jauh dari Tanah Air. Di mana, mereka adalah mahasiswa Indonesia yang dikirim pemerintah untuk menempuh pendidikan di luar negeri.

Namun sayangnya, mereka tidak bisa kembali karena adanya peristiwa di tahun 1965. Hingga akhirnya, para eksil dihalangi untuk pulang dengan alasan keterkaitan dengan PKI, masalah keluarga hingga kecurigaan yang tidak berdasar usai menolak meninggalkan kepercayaan pada Soekarno maupun Orde Baru. 

Mereka yang pergi merantau demi pendidikan negara, malah terasing oleh negara hingga akhirnya terpencar ke berbagai penjuru dunia tanpa kepastian. Paragram Ngopi  atau Paragram Ngomongin Film kali ini secara khusus membahas film Eksil bersama Lola Amaria. Simak pembahasannya berikut!

Secara garis besar, film Eksil menceritakan tentang perjuangan hidup 10 korban politik akibat pecahnya kejadian Gerakan 30 September 1965 atau biasa dikenal dengan G30S PKI (Partai Komunis Indonesia). Mereka terpaksa tidak bisa kembali ke tanah kelahiran mereka, Indonesia karena dianggap tidak punya identitas.

Dalam wawancara eksklusif dengan Paragram.id, Lola Amaria secara detail menceritakan perjuangannya selama hampir 10 tahun untuk bisa memproduksi film Eksil. Selain menghabiskan biaya fantastis, Lola juga tidak menampik merasakan kesulitan untuk mengambil hati para eksil agar mau terbuka dan menceritakan kisah hidup mereka.

Lola Amaria Saat Berbincang Dengan Paragram.id (YouTube)

Sebab, banyak dari mereka merasa trauma atas orang baru yang ingin tahu terhadap kehidupannya. Lola Amaria menuturkan jika dirinya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan lamanya untuk bisa melakukan pendekatan personal kepada para eksil ini yang dibantu oleh teman-temannya yang berada di Jerman, Amsterdam dan Leiden.

Lola menuturkan tertarik membuat film tentang kisah eksil ini karena rasa penasaran yang dirasakannya. Di mana, Lola Amaria ingin mencari tahu kebenaran dari film PKI yang pernah ditontonnya saat masih sekolah dulu. Lola merasa saat itu tidak ada orang yang bisa ditanya soal masalah tersebut.

"Jadi berawal dari rasa penasaran saya sebenernya. Waktu saya sekolah itu kan saya enggak mungkin bisa nanya sama bapak ibu guru di sekolah gitu, 'beneran enggak sih PKI itu jahat, beneran enggak sih mereka membunuh, dibilang pembunuh, penganiaya, itu enggak ada yang bisa saya tanyain," ungkap Lola Amaria di kantor Paragram.id.

"Sampai sekarang pun kayaknya anak-anak Indonesia itu yang sekolah, kita enggak pernah dikasih dua sisi, yang pihak A bilang pihak B jahat, harusnya pihak B juga bisa mengklaim apakah bener jahat atau enggak, tapi ini enggak sepihak. Kita semua se-Indonesia waktu tahun itu pokoknya dicap PKI itu jahat," imbuhnya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"