Melalui postingan di Instagram, Taqy Malik membeberkan bahwa ia dibesarkan dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya sempat menjadi pengangguran bertahun-tahun hingga akhirnya dapat pekerjaan sebagai tukang koran di lampu merah.
"Kalau ada yang bilang Taqy Malik mah emang dari kecil hidupnya udah kaya, apa aja serba ada, gue terkadang baca nya sambil tertawa menggelitik.
Ketika dia bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK), Taqy diantar oleh orangtua ke sekolah dengan sepeda yang dipinjamkan oleh tetangganya. Taqy ingat saat diantar sepeda dan duduk di belakang, sepatu yang dipakainya sering menyangkut di rantai sepeda dan jadi sobek.
Bahkan saat Taqy dan keluarga makan, mereka cuma makan seadanya. "Gue sekeluarga cuma makan 1 piring nasi berempat dengan adik-adik gue, pake lauk dari minyak goreng bekas dan garam yang di aduk-aduk dengan nasi terus dilayangkan suapan itu ke adik-adik gue," kata Taqy.
Hidup dalam kesulitan bersama keluarga dan pas-pasan, Taqy tak mengeluh dan masih merasakan nikmat dengan bahagia. Ia beruntung dapat didikan dari orangtua, bahwa sebagai manusia harus banyak bersyukur dan tidak boleh terlalu sering mengeluh.
Taqy dan keluarga masih bersyukur bisa makan meskipun makan dengan lauk seadanya, seperti telur dadar goreng yang dipotong untuk makan dirinya dan adik-adiknya. Ia percaya telur dadar seakan jadi barang mewah dan patut disyukuri karena masih banyak orang yang tidak bisa makan.