Di sebuah klub atau timnas sepak bola biasanya memiliki direktur teknik. Direktur teknik dalam sepak bola punya segudang tugas berat. Tugas direktur teknik dalam sepak bola rata-rata hampir sama. Direktur teknik dalam sepak bola muncul pertama kali di Eropa sejak puluhan tahun lalu.
Sejumlah klub dan negara di Eropa sudah memperkerjakan direktur teknik untuk membuat tim sepak bola berprestasi. Misalnya saja apa yang dilakukan Asosiasi Sepak Bola Swiss pada tahun 1995 dengan menunjukan Hansreudi Hasler sebagai direktur teknik.
Sebagai direktur teknik ia mendapat kekuasaan untuk mengembangkan filosofi sepak bola di Swiss. Padahal Swiss adalah negara yang bukan negara terkenal dengan sepak bola di Eropa, dibandingkan negara lain seperti Inggris, Jerman, Italia, atau Prancis.
Namun pada tahun 2009 kala Swiss jadi juara Piala Dunia U-17 tak lepas dari perjuangan masa lalu Hasreudi Hasler menjadi direktur teknik. Direktur teknik melakukan restrukturisasi sepak bola Swiss dengan mencetak pemain-pemain yang bagus dan disegani.
Tugas direktur teknik lainnya adalah mengatur proses perekrutan pemain untuk klub atau memilih pemain untuk timnas yang dilakukan direktur teknik tim nasional. Direktur teknik bertugas untuk menjaga kepentingan jangka panjang timnas dan klub dan memastikan klub dan timnas terbangun dengan baik.
Direktur teknik harus menciptakan budaya permainan di sebuah klub atau timnas. Menjaga kontinuitas filosofi sepak bola sangat dijaga. Makanya sebuah klub atau timnas tidak akan sembarangan untuk memilih orang yang jadi direktur teknik.
Saat ini timnas Indonesia belum memiliki direktur teknik. Sebelumnya Indra Sjafri adalah direktur teknik timnas senior. Namun ia menjadi pelatih timnas U-22 dan sukses meraih medali emas bersama timnas Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja.