Mendung tebal menyelimuti Stadion Old Trafford, Selasa (28/8) dini hari WIB. Dalam pertandingan pekan ketiga Liga Inggris musim 2018/19, mempertemukan tuan rumah Manchester United berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Hasilnya, kekalahan Setan Merah yang makin mempertegas kelambanan klub asuhan Jose Mourinho tersebut dalam memulai musim.
Hingga pertandingan ketiga ini, Tottenham masih beraksi sempurna. Pasukan di bawah asuhan Mauricio Pochettino ini berhasil menaklukkan peringkat dua musim lalu dengan skor telak 3-0.
Gol Spurs dicetak oleh Harry Kane dan Lucas Moura. Ketiga gol tersebut berhasil dicetak pada babak kedua pertandingan. Kemenangan ini menjadikan Tottenham Hotspurs berhasil menduduki posisi kedua dengan capaian sembilan poin, kalah selisih gol dari klub Liverpool. Sementara itu, Man United baru berhasil meraih tiga poin dari tiga laga dan terlempar dari posisi 10 besar, di urutan ke-13.
Jika kegembiraan tengah meluap dari kubu asuhan Mauricio, perasaan sebaliknya tengah menyelimuti anah asuh Mourinho. Seiring akhir babak pertama yang berjalan tanpa skor, raut wajah pelatih berjuluk The Special One pun semakin mengerut akibat kesempatan emas yang berulangkali gagal dieksekusi dengan baik oleh penyerangnya.
Lalu salah siapa? Para pemain telah berusaha sebaik mungkin. Bahkan, ketika Mourinho lebih memilih Ander Herrera daripada Nemanja Matic sebagai bek tengah, lalu mengubah susunan formasi menjadi 3-3-3-1, para pemain Man United tetap bermain sesuai skema yang diberikan. Hasilnya, kritikan pedas yang dilayangkan oleh pendukung dan media diterima Mourinho dari berbaga penjuru.
Kritikan yang dialamatkan kepada Mourinho berputar di sekitar kebijakannya dalam mengaplikasikan formasi baru. Alih-alih menjadikan tour klub saat libur musim sepak bola lalu sebagai uji coba ramuan formasi terbarunya, malah menjadikan pertandingan dalam Liga yang begitu penting sebagai lahan percobaan.
Permintaan dari seluruh manajemen beserta pendukung pada pertandingan malam tadi hanya satu: raih kemenangan. Namun ternyata, hal tersebut gagal dicapainya dan malah memberikan beban baru berupa selisih gol yang bertambah dengan pemuncak posisi klasemen sementara saat ini, Liverpool.
Hal terbaik yang bisa kita lihat dari efektivitas formasi 3-3-3-1- adalah keberhasilannya untuk mengacaukan pola permainan Spurs di babak pertama. Namun, hal itu tidak bertahan lama. Memasuki babak kedua, dengan formasi pemain yang berbeda, Mauricio berhasil membalik keadaan dan membuat Man United merasakan hal yang sebelumnya mereka rasakan, kebingungan.
Setelah hasil Liga Inggris malam tadi berakhir dengan kekalahan Manchester United, media-media Inggris banyak yang mengutip tuntutan Mourinho akan penghormatan terhadap dirinya. Namun, yang terburuk dari semua tudingan yang dialamatkan kepadanya, barangkali adalah apa yang disebut oleh The Guardiang. Dalam berita yang baru diturunkan pagi tadi, salah satu media besar di Inggris ini bahkan menyebut jika "Mourinho tidak spesial lagi". Lalu bagaimana menurut kalian?