Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, mengatakan bahwa dalam Asian Games 2018 kali ini, cabang olahraga bulu tangkis kemungkinan akan menggunakan teknologi hawk eye atau mata elang. Teknologi ini akan ditempatkan di TV Court atau lapangan untuk siaran televisi.
Pemanfaatan teknologi ini adalah kali pertama dalam sejarah Asian Games. Mata Elang nanti akan menggunakan kamera berkecepatan tinggi (high frame rate cameras) untuk mengambil gambar dari lapangan.
Sistem ini bekerja dengan memasang banyak kamera berkemampuan tinggi, terutama diposisikan di bawah atap stadion. Fungsinya untuk melacak shuttlecock dari berbagai sudut.
Video dari kamera kemudian dikalkulasi dan dikombinasikan untuk membuat representasi tiga dimensi dari lintasan bola. Dengan teknologi ini, pemain diberi kesempatan untuk melihat tayangan ulang jatuhnya shuttlecock jika keputusan hakim garis diragukan pemain. Mirip VAR bukan.
"Rencananya nanti ada dua lapangan yang menggunakan teknologi hawk eye. Biayanya untuk satu lapangan senilai Rp.87 juta per hari. Kalau dua lapangan berarti Rp.174 juta per hari,” ujar Achmad Budiharto.