"Kami menceritakan sketsa ketika kami berada di kekacauan saat berada di kampung, ingin membuat kue, menghilang ke Hari Raya pertama, sebenarnya itu hanya untuk memberi tahu kami apa yang terjadi pada Hari Raya. Terkadang kami panik di pagi hari (saat berangkat salat Ied), hal-hal seperti itu. Penggunaan kata itu tidak 'dalam' dan itu sebenarnya adalah cerita yang sangat umum di antara kita," ujar Sophia Liana.
Untuk video klipnya dikemas ceria, ringan dan jenaka membuat lagu Alamak Raya Lagi! cocok untuk hari raya. Videonya menggambarkan momen buru-buru persiapan membuat kue Lebaran yang malah gagal, memasak rendang yang hangus dalam wajan dan mempersiapkan baju Lebaran yang belum disetrika.
Liriknya juga sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Grup De Fam mengaku lirik dalam lagu mereka juga menuai kritik. "Ramai yang bilang lirik itu seperti mengejek, tapi kami tak mengejek, kami tidak ingin seperti itu. Siapa yang terfikir secara negatif itu, kita tidak bisa berbuat apa-apa," pungkas De Fam.