Namun dalam kasus badai sitokin, sinyal terus-menerus dikirimkan walau penyakit sudah mati. Kondisi ini menyebabkan hiperinflamasi (peradangan parah) pada tubuh, terutama yang menjadi sasaran sel kekebalan tubuh.
Badai sitokin akan menghancurkan semua virus asli dan bakteri baik yang ada di dalam tubuh, sebelum akhirnya melakukan serangan pada organ. Pada pasien COVID-19, kondisi ini sangat fatal, dengan persentase hidup kurang dari 50 persen.
Sayangnya, belum diketahui pasti apa penyebab terjadi badai sitokin. Kondisi ini bisa timbul 6-7 hari pasca infeksi virus dan menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini yang diduga menjadi penyebab meninggalnya Raditya Oloan, suami Joanna Alexandra. Fungsi organ yang menurun berakibat fatal pada tubuhnya yang memiliki riwayat asma.