Terkait Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Benarkah Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian?

Terkait Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Benarkah Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian?

Keputusan sejumlah oknum polisi yang mengamankan pertandingan Arema FC VS Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, menyemprotkan gas air mata ke pendukung Arema FC seusai pertandingan menuai pro dan kontra. Banyak pihak menyayangkan sikap sejumlah oknum polisi  yang juga menyemprotkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Kondisi itu membuat banyak suporter Arema FC yang menghirup paparan gas air mata hingga menyebabkan gangguan kesehatan dan diduga banyak yang akhirnya meninggal dunia. Kondisi itu semakin diperparah dengan kepanikan penonton yang mencari pintu keluar sehingga membuat banyak yang terjepit dan berdesak-desakkan hingga kehabisan napas.

Lantas benarkah gas air mata bisa sebabkan kematian? Dilansir Britannica, gas air mata atau lacrimator adalah salah satu zat yang mengiritasi selaput lendir mata yang menyebabkan sensasi menyengat di mata. Zat yang paling sering digunakan sebagai gas air mata adalah senyawa halogen organik sintetik.

Terkait Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Benarkah Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian (Detikcom)

Gas air mata masuk dalam kelompok senjata kimia. Efeknya adalah menyebabkan sakit mata, bersin, iritasi kulit, masalah pernapasan, pendarahan dan bahkan kebutaan. Gas air mata disebut juga lachrymator. Bahan kimia di dalamnya merangsang saraf kelenjar lakrimal untuk menghasilkan air mata.

Ada tiga jenis gas air mata yang sering digunakan, diantaranya chloroacetophenone (CN), dachlorobenzylidenemalononetrile (CS) dan oleoresin capsicum (OC). Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Dede Nasrullah S.Kep., Ns memaparkan bahaya gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan (sulit bernapas, batuk, sesak, mual, muntah) dan kulit (nyeri, gatal, penglihatan kabur).

Meskipun namanya ‘gas air mata’, namun teksturnya bukanlah gas melainkan cairan atau padatan yang dapat dengan halus tersebar di udara melalui penggunaan semprotan, generator kabut, granat atau peluru.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"