Redakan Gejala Migrain dengan Pola Makan Plant-Based

Redakan Gejala Migrain dengan Pola Makan Plant-Based

Kini, pola makan plant-based menjadi salah satu gaya hidup sehat yang mulai banyak diminati. Terlebih bagi mereka yang menyukai atau bahkan baru mulai mengatur pola makan dengan mengonsumsi makanan nabati alias dari tumbuhan. 

Dilansir dari Healthline, plant-based sendiri mengacu pada pola makan yang semata-mata, atau terutama terdiri dari makanan nabati berbasis sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Pola makan nabati itu tidak termasuk minyak, susu, dan makanan kemasan olahan.

Pola makan plant-based dinilai jauh lebih sehat lantaran manfaat yang ditawarkan. Seperti mampu menjaga kesehatan jantung, mencegah diabetes tipe 2, menjaga berat badan tetap stabil, hingga mampu menjaga sistem imun tubuh. Nggak cuma punya manfaat untuk menjaga berat badan, baru-baru ini sebuah penelitian juga menemukan bahwa pola makan plant-based dapat meredakan gejala migrain kronis, lho.

Diketahui lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia mengalami migrain yang ditandai sebagai sakit kepala satu sisi dan berdenyut selama kurang lebih 4-72 jam. Tak jarang juga disertai dengan kepekaan kebisingan dan cahaya, hingga terkadang muncul gejala awal penyakit atau gejala ringan sebelum rasa sakit utama tersebut menyerang.

Redakan Gejala Migrain dengan Pola Makan Plant-Based (Medical News Today)

Migrain muncul sebagai insiden episodik, yakni kurang dari 15 hari dalam sebulan atau dinyatakan kronis bila terjadi selama 15 hari atau lebih dalam sebulan ditambah dengan gejala setidaknya 8 hari dalam sebulan. Pengobatan migrain bisa dikatakan berhasil ketika terjadi pengurangan separuh frekuensi dan lamanya serangan, atau sebagai perbaikan gejala.

Memang pada dasarnya obat-obatan mampu mencegah dan mengobati kondisi tersebut, tapi para peneliti telah menunjukkan bahwa pola makan yang sehat juga dapat menawarkan alternatif tanpa efek samping yang terkait dengan beberapa obat. Kasihan ginjal dan lambungmu juga kan kalau dikasih obat terus-terusan!

Mengutip The Statesman, studi itu telah dipublikasikan secara online di BMJ Case Reports Journal. Rupanya penelitian ini berawal dari para peneliti yang merawat seorang laki-laki yang menderita sakit kepala migrain parah selama lebih dari 12 tahun.

Laki-laki itu pun telah melakukan berbagai cara untuk mengurangi keparahan dan frekuensi rasa sakit kepalanya. Seperti mencoba obat resep (Zolmitriptan dan Topiramate), membatasi mengonsumsi makanan pemicu gejala migrain, termasuk cokelat, keju, kacang-kacangan, kafein, dan buah kering serta telah melakukan serangkaian yoga dan meditasi. Namun sayang, semua cara itu tak ada yang berhasil.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"