Penyakit Mental Mengundang Berbagai Stigma, Hindari 5 Pikiran Ini Agar Jadi Manusia Berkualitas

Penyakit Mental Mengundang Berbagai Stigma, Hindari 5 Pikiran Ini Agar Jadi Manusia Berkualitas

Stigma mempunyai berbagai definisi, tetapi pada umumnya mengarah ke asumsi negatif. Implikasinya berupa perlakuan, penilaian, penjelasan, sikap dan tanggapan. Selain asumsi negatif terhadap penderita penyakit mental, stigma bisa mengimplikasikan nggak menghargai, bersikap tidak adil, diskriminasi lewat kata dan anggapan. 

Bagaimana menghapus stigma negatif kepada penderita penyakit mental? Dikutip dari PsychologyToday, ada 5 hal yang perlu dihindari dalam merespon atau berelasi dengan penderita penyakit mental. Pikiran yang perlu dihindari ini bisa dimulai dari diri sendiri.

Menutup wajah (nibroza.com)

David Susman, Ph.D. menyarankan 5 langkah untuk menanggapi penyakit mental. Pada intinya, kelima langkah ini berkaitan dengan pikiran negatif. Yuk, menjadi manusia berkualitas dan berikut beberapa hal yang harus kamu ketahui:

1. Memberi label tertentu pada seseorang yang menderita penyakit mental, perlu dihindari ya

Hindari menilai seseorang misalnya 'Dia itu bipolar' atau 'dasar perempuan schizophrenic'. Manusia adalah manusia, subyek yang tanpa perlu diberi label apapun. Pilihlah kata yang tepat untuk menyebut gangguan pada mental seseorang. Bahasa penting untuk menjaga perasaan seseorang lho, gengs.

Dengan memilih bahasa yang halus dan memperhitungkan perasaan orang lain, maka kamu bisa menjadi seseorang yang berkualitas. Penting untuk diingat, penyakit mental tidak bisa dipakai untuk mendefinisikan kepribadian seseorang.

Jangan lakukan ini (youtube.com)

2. Takut dengan penderita penyakit mental? Jangan ya

Beberapa kasus penderita penyakit mental, mungkin punya kebiasaan yang membahayakan orang lain. Tetapi seseorang yang menderita penyakit mental nggak ingin dilukai. Sama seperti orang yang sehat mental, tetapi fakta yang terjadi adalah sebaliknya.

Penderita gangguan mental dianggap sebagai orang yang berbahaya sehingga sering dikucilkan atau diperlakukan dengan kasar. Jangan pernah menganggap penderita sakit ini seperti dalam film ya. Mereka juga punya hati nurani meskipun berbeda.

3. Berdasarkan penelitian, mayoritas punya pikiran negatif terhadap penyakit mental

Penelitian dilakukan di Inggris diikuti pelajar usia 14 tahun. Mayoritas merespon negatif terhadap penderita penyakit mental. Penelitian yang dilakukan kepada penderita, mereka mengaku mendapatkan perlakuan negatif dan nggak memperoleh perhatian khusus terhadap kesehatan mentalnya.

Pahami lebih dalam (psycom.net)

Dari fakta tersebut, artinya perlu lebih memanusiakan manusia tanpa membedakan. Termasuk memanusiakan atau menganggap adil kepada penderita penyakit mental.

4. Jangan pernah mengatai orang dengan penyakit mental

Depresi, anxiety dan penyakit mental lainnya seringkali tersembunyi. Mereka yang mengalaminya tetap bisa tersenyum dan tertawa tetapi menyimpan rasa sakitnya.

Maka, jangan pernah mengatai orang dengan penyakit mental sembarangan ya. Berikan dukungan dan tentramkan hatinya saat bertemu dengan seseorang yang sedang mengobati sakitnya.

5. Jadilah contoh

Stigma sering terbentuk dari informasi yang keliru dan nggak aware. Maka jadilah contoh bagi orang di sekitarmu untuk menjadi seseorang yang berkualitas. Dengan memberikan anggapan positif, maka bisa mengubah stigma negatif.

Mendorong dan menentramkan hati (health.harvard.edu)

Penyakit mental itu bukan hal yang memalukan, tetapi stigma membuat banyak orang jadi berpikiran negatif. Begitu Presiden Bill Clinton pernah berkata. So, untuk menjadi manusia berkualitas ubahlah pikiran negatif menjadi sikap menghargai bagi mereka yang berjuang mengembalikan kesehatan mentalnya.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"