Kesuburan Lelaki VS Perempuan, Mana yang Berpengaruh Terhadap Kehamilan?

Kesuburan Lelaki VS Perempuan, Mana yang Berpengaruh Terhadap Kehamilan?

Kehamilan yang terjadi memerlukan dua sel yang saling bertemu, yakni sel telur yang ada pada perempuan dan sel sperma dari laki-laki.

Dalam proses terjadinya kehamilan sendiri, mana yang lebih memiliki peran? Kesuburan lelaki atau kesuburan perempuan?

"Tentu saja keduanya (faktor pria dan wanita) sama-sama memengaruhi terjadinya kehamilan. Untuk terjadinya kehamilan yang sehat diperlukan kualitas sel telur dan sperma yang baik," kata dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi RS Pondok Indah dr. Gita Pratama, Sp.OG, Minggu (4/4/2021).

Oleh sebab itu, dokter Gita mengingatkan pentingnya menjaga kesuburan, baik untuk perempuan juga laki-laki. Ia mengatakan, risiko gangguan kesuburan sama-sama dialami setiap pasangan.

"Pada wanita biasanya disebabkan oleh gangguan pematangan sel telur (gangguan ovulasi), tersumbatnya salah satu atau kedua saluran tuba dan endometriosis,"

"Sedangkan faktor pria adalah berkurangnya jumlah atau konsentrasi sel sperma, berkurangnya pergerakan sperma yang baik (motilitas) dan berkurangnya bentuk (morfologi) sperma," jelasnya.

Ilustrasi Kesuburan Lelaki VS Perempuan (Hello Sehat)

Pentignya menjaga berat badan tetap ideal juga bukan sekadar kepentikan estetika. Tapi juga terkait kesehatan secara umum dan pengaruh kesuburan terutama saat memiliki program hamil setelah menikah.

Dokter Gita menyarankan agar aktivitas fisik tetap dilakukan secara rutin, meski masih harus bekerja dari rumah. Karena imun yang kuat juga didapat dari badan yang sehat.

Hanya saja khusus perempuan, olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gangguan siklus haid. Jika kondisi itu terjadi, tentu pematangan sel telur dan ovulasi akan terganggu.

"Sehingga akan menurunkan kemungkinan terjadinya kehamilan," kata dr. Gita.

Siklus haid jadi yang teratur menjadi salah satu indikator adanya proses pematangan sel telur dan ovulasi. Siklus haid yang teratur terjadi dengan jeda antara 21-35 hari sekali.

"Apabila haid tidak teratur, misalnya kurang dari 21 hari sekali atau lebih dari 35 hari sekali, ada kemungkinan terjadi gangguan ovulasi. Namun hal ini harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan," ucapnya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"