Kenapa Sering Ngemil di Kantor Bikin Gemuk? Simak Penjelasan Para Ahli

Kenapa Sering Ngemil di Kantor Bikin Gemuk? Simak Penjelasan Para Ahli

Sebagian besar orang yang bekerja di belakang meja di kantor setiap harinya punya satu persoalan. Kelihatannya sih sepele, tapi bisa kepikiran terus nantinya.

Apa? Jadi GEMUK! Sebabnya apa? Ngemil gengs, ngemil.

Iya, ngemil di kantor tuh emang asyik sih. Tapi sebenarnya justru ini yang merusak program diet banyak orang. Sebuah survei Jobvite, seperti dikutip dari Kompas.com, menemukan bahwa para milenial lebih terbuka untuk menerima makanan kecil di kantor.

Di kantor, godaan buat nyemil itu besar banget. Soalnya, ada aja temen-temen kantor yang bawa camilan, atau mungkin malah kalian jadi terpancing juga buat bawa camilan sendiri ke kantor. Nah!

Ngemil di kantor bikin gemuk, tapi enak, gimana dong? (thetakeout.com)

Pokoknya, ngemil sebetulnya adalah menu paling umum di kantor. Belum lagi kalau kita ngemil karena stres akibat tekanan kerja atau pekerjaan yang nambah terus nggak kelar-kelar. Gemuk menjadi mungkin bagi mereka yang doyan ngemil tuh.

Keri Glassman, seorang ahli gizi mengatakan bahwa kelapana bukan karena lapar yang sesungguhnya. Rasa lapar muncul karena pengaruh psikologis seperti stres, kebosanan, impulsif, bahagia, atau malah kelelahan.

"Nah, dalam kondisi semacam itu, ketika makanan mudah diakses, dan apalagi gratis, kita cenderung meraihnya, dan terus makan berlebihan," kata Glassman.

Terkait hal ini, sekurang-kurangnya ada empat masalah pokok jika kita bertanya-tanya kenapa ngemil di kantor bikin kita cepat gemuk. Simak ya ....

1. Lokasi

1. Lokasi Kalau camilannya terjangkau, aksesnya juga gampang kan? (comedymood.com)

Para peneliti dari Cornell Food & Brand Lab pernah meneliti tentang ini. Dalam penelitian itu, wadah berisi cokelat Hershey's Kisses diletakkan di meja para sekretaris. Penelitian itu kemudian memantau ada berapa banyak cokelat yang mereka makan.

Temuannya pun mengejutkan. Snack yang berada di meja itu dimakan 48 persen lebih banyak daripada jika ditempatkan dua meter lebih jauh. Sementara, kalau ada makanan yang ditempatkan di dalam wadah tembus pandang, mereka akan memakannya dua potong lebih banyak setiap harinya.

Berarti untuk mengurangi ngemil di kantor, kita cuma perlu menyiasati di mana makanan itu ditempatkan.

2. GRATIS!

2. GRATIS! Ya kalau gratis kenapa nggak kan? Tapi ... (japantimes.co.jp)

Makanan enak ... udah gitu GRATIS ... mosok iya di-skip sih? Nyaris nggak mungkin sih kalau ini, apalagi di jam-jam lapar dan itu amat menggoda.

Makanan GRATIS itu mungkin aja dateng dari bos, klien, atau oleh-oleh yang dibawa teman kantor setelah jalan-jalan dari suatu tempat. Nah, menghilangkan kewajiban membayar untuk hal terkecil sekalipun mampu menghilangkan penghalang untuk tidak memakannya. Begitu kata Traci Mann, profesor psikologi di Universitas Minnesota, Amerika Serikat.

Sementara menurut Dr. Susan Albers, seorang psikolog klinis di Cleveland Clinic, faktor lainnya adalah menambahkan makanan saat ngemil gratis makin terasa nikmat jika seseorang merasa tak dibayar cukup di kantornya.

"Jadi, sebelum kamu mengambil panganan gratis tersebut, tanyakan kepada diri sendiri mengapa aku mengambilnya," kata Albers.

3. Karena sedang stres atau bosan

3. Karena sedang stres atau bosan Stres atau bosan malah bikin pengin ngemil terus (nypost.com)

Duduk lama di belakang meja saat di kantor mengundang berbagai persoalan emosi yang memicu keputusan untuk ngemil. Misalnya akibat stres atau bosan.

Tahun 2012 lalu ada sebuah penelitian yang dipulikasikan di Health Psychology. Penelitian itu menyebut bahwa siswa cenderung memakai kebosanan sebagai alasan untuk makan ketimbang emosi lainnya. Kelelahan karena kerja juga disebut sebagai pemicu paling signifikan.

Di balik itu, ada alasan lain bahwa makan terasa bisa jadi pelarian. Makan adalah 'cara yang solid' untuk menghindar dari tugas yang kita takuti. Kalau kata Dr. Albers, itu disebut "procrastin-eating".

Nah ... ini yang bahaya nih (1075koolfm.com)

Mengambil camilan di kantor bisa menjadi cara untuk bersosialisasi jika kita merasa terisolasi atau kesepian. Washington Post pernah melakukan penelitian informal tentang toples permen di kantor.

Dari penelitian itu, terungkap bahwa orang-orang terus berkomentar ketika mereka mengambil permen, bahkan saat mereka mengatakan tidak boleh memakannya. Termasuk saat mengatakan permen itu tidak baik untuk kesehatan.

Fenomena ini kemudian disebut sebagai "The Kevin Effect", yang merujuk pada seorang karyawan yang membawa kaleng permen ke meja kerjanya. Korelasinya dengan The Kevin Effect itu adalah karyawan cenderung sungkan untuk memakan permen jika itu ada di meja bos. Iya juga sih ya ....



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"