Tubuh kamu membuat sebagian kolesterol, sedangkan kolesterol lainnya berasal dari makanan. Memiliki kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri yang membuat pembuluh darah menjadi lebih keras dan kaku, sehingga meningkatkan risiko kondisi seperti penyakit jantung koroner.
Keju secara tradisional dibuat dari susu sapi dan mengandung beragam nutrisi, termasuk kalsium dan protein, serta nutrisi lain seperti natrium, kolesterol, dan lemak jenuh.
Keju memang mengandung kolesterol, meskipun penelitian menunjukkan bahwa kolesterol yang kita makan tidak memengaruhi kadar kolesterol darah sebanyak yang pernah diasumsikan.
Sebaliknya, faktor genetik, faktor gaya hidup, dan asupan nutrisi lain, seperti lemak jenuh, yang memiliki efek lebih besar dalam meningkatkan kadar kolesterol darah.
Kabar baik bagi para pecinta keju. Menurut ahli gizi diet Roxana Ehsani, M.S., RD dan ahli gizi serat pelatih pribadi Jenna Braddock, RDN dilansir dari Eating Well, mereka setuju bahwa keju dapat dimasukkan sebagai bagian dari diet sehat dan seimbang, bahkan bagi mereka yang memiliki kolesterol tinggi. Ada bukti yang mengatakan bahwa bahkan lebih dari satu porsi keju sehari tidak meningkatkan kadar kolesterol darah.
Ehsani merekomendasikan pasien yang memiliki kolesterol tinggi untuk memilih keju yang rendah lemak, seperti keju Swiss atau Cheddar rendah lemak, yang lebih rendah lemak jenuhnya dibandingkan keju berlemak penuh.
Braddock juga menyarankan untuk memilih keju yang mengandung kalsium lebih tinggi. Hampir 40% orang di atas usia 40 tahun tidak mendapatkan cukup kalsium, dan kelompok yang berisiko paling tinggi mengalami kekurangan kalsium adalah wanita pascamenopause serta orang kulit hitam dan Asia.
Karena keju adalah sumber kalsium, memilih keju yang mengandung lebih banyak kalsium, seperti keju mozzarella setengah-skim (1 ons menyediakan sekitar 15% dari Nilai Harian), adalah pilihan yang tepat.