5 Alasan Kenapa Rajin Merawat Kulit Berhubungan Sama Kesehatan Mental Kamu

Merawat kulit gak cuma bikin penampilanmu tambah oke gengs, tapi secara psikologis juga menyehatkan. Merawat diri bikin kamu bahagia dan bagus buat kesehatan mental loh. Jadi bisa kamu jadikan rutinitas yang menyenangkan.

Gak usah yang mahal-mahal gak masalah kok. Paling penting adalah ada ritual yang kamu lakukan untuk merawat kulit.

"Merawat kulit saya adalah salah satu langkah pertama dalam rutinitas perawatan-diri saya," kata Erum Ilyas, MD, seorang ahli dermatologi bersertifikat dengan Montgomery Dermatology di King of Prussia, Pennsylvania.

Ini 5 alasan kenapa merawat kulit baik bagi kesehatan mental:

1. Membawa stabilitas rutinitas sehat dan perasaan senang

Rutinitas merawat diri sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, baik dalam tubuh maupun pikiran. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juni 2018 di Lancet Psychiatry, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang memiliki rutinitas yang kurang konsisten sepanjang bagian aktif dari hari mereka lebih cenderung menderita gangguan depresi dan bipolar besar, masalah suasana hati, kesepian, dan kurang bahagia.

Rutinitas ini terasa baik dan bertindak sebagai kekuatan penghibur dalam hidup. Bisa ngasih kamu kepuasan juga karena telah melakukan sesuatu yang baik atau jadi produktif hari ini.

2. Mengurani perasaan khawatir dan negatif

Pikiran negatif bisa di lawan dan dihilangkan dengan perawatan diri. 

"Pasien yang mengalami kecemasan dan depresi sering melaporkan bahwa kondisi mereka diperburuk 30 menit hingga satu jam sebelum tidur. Ini adalah saat mereka memiliki lebih banyak waktu idle, yang meningkatkan kekhawatiran bagi banyak orang," kata Traube.

Pas kamu melakukan perawatan kulit, misalnya lulur, scrub, membersihkan wajah, memakai masker dan sebagainya. Rutinitas merawat diri ini bikin kamu fokus pada aktivitas itu. Gak pada pikiran negatifmu lagi.

"Dengan terlibat dalam aktivitas ini selama beberapa menit, dapat membantu otak melepaskan kaitan dari pola pikir yang kurang sehat dan berputar," kata Traube.