Mereka sempat menerima terlalu banyak reservasi sehingga Adria memutuskan untuk mengundi pengunjung yang berkesempatan untuk menyantap hidangan di El Bulli. Sayangnya, meski laris dan banyak dipuji, Adria putuskan menutup El Bulli pada 2011.
Saat menutup restoran, Adria membenarkan tindakannya tersebut dengan mengatakan jika restorannya sudah berubah menjadi 'monster'. Dia merasa restoran yang dikelolanya sudah mencapai pengalaman yang memuaskan pada level maksimal.
"Kami telah mencapai apa yang kami rasakan sebagai pengalaman yang memuaskan pada level maksimum," ungkap Ferran Adria. "Dan begitu kami mencapainya, kami berkata 'mengapa kami harus melanjutkan?'. Misi El Bulli bukanlah ini, melainkan menemukan batasan," imbuhnya.
Pada Juni 2023, El Bulli kembali resmi dibuka. Namun fungsinya diubah menjadi museum yang didekasikan untuk revolusi kuliner yang diciptakan. Museum itu pun diberi nama elBulli1846, di mana angka '1846' merujuk pada 1.846 hidangan yang diciptakan chef Ferran Adria saat mengembangkan restoran ini.
Pengunjung pun bisa melihat ratusan foto, piala, catatan sampai replika makanan berbahan plastik atau lilin yang menunjukkan hidangan-hidangan yang pernah dihindangkan di restoran El Bulli sebelumnya. Chef Ferran Adria sendiri merupakan pelopor tren kuliner yang dikenal sebagai gastronomi molekuler.
Dia mendekonstruksi bahan dan menggabungkannya kembali dengan cara yang tidak terduga. Hasilnya menjadi makanan dengan kombinasi serta tekstur yang mengejutkan. Misalanya seperti busa buah, es loli gazpacho hingga 'burung puyuh' karamel.