Setiap pelaku usaha pasti memiliki cara tersendiri untuk menarik perhatian pembelinya. Seperti yang terjadi pada kafe di Inggris ini. Dilansir dari Times Now, kafe bernama Chaii Stop itu menawarkan diskon untuk pelanggan yang berlaku sopan.
Begitupun sebaliknya, kafe ini juga bakal menagih biaya tambahan ke setiap pelanggan yang kasar atau yang tidak bisa mengikuti aturan tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar para pelanggannya bisa bersikap baik kepada para pelayan.
Memang setiap harinya, barista atau pelayan kafe harus menghadapi berbagai karakter pelanggan yang datang. Sebagian pelanggan mungkin bersikap biasa saja dan sopan ketika memesan makanan atau minumannya sampai menunggu pesanannya siap.
Namun di samping itu, tak sedikit pelanggan yang punya sikap buruk dan kasar. Pengalaman ini yang akhirnya membuat kafe yang menjual beberapa minuman dan makanan, salah satunya kari tersebut tak ragu membebankan biaya tambahan ke pelanggan yang gagal melalui 'tes kesopanan'.
Bahkan tagihan yang harus dibayar mencapai dua kali lipat dari harga menu. Adapun kriteria kasar yang dimaksud oleh kafe Chaii Stop bukanlah sesuatu yang menyangkut keributan fisik atau teriakan. Tapi mereka lebih melihat ke arah yang lebih halus, seperti percakapan antara pelanggan dengan pelayan.
Sebenarnya peraturan yang diberlakukan mengajarkan sopan santun sederhana. Mereka pun sudah menunjukkan cara yang benar dalam memesan, sehingga pelanggan bisa mengikutinya. Misalnya, pelanggan ingin memesan minuman Desi Chai.
Daripada hanyaa mengatakan "Desi Chai" saja, alangkah lebih baikmya kalau mereka menambahkan kata 'tolong'. Dengan begitu, pelanggan bisa mendapatkan gratis minuman yang sama seharga £3 atau Rp52 ribu. Begitu sebaliknya, jika pelanggan memesan minuman tanpa kata 'tolong', mereka bisa dimintai tagihan sebesar £5 atau sekitar Rp87 ribu.
Peraturan ini sendiri dibuat oleh pemilik kafe Chaii Stop bernama Usman Hussain. Pria 29 tahun tersebut menjelaskan bahwa peraturan itu bisa menjadi pengingat yang baik bagi pelanggan maupun pelayan. Meskipun sebenarnya, mereka belum pernah bertemu dengan pelanggan yang kasar.