Kasihan, Pedagang Ini Tiba-Tiba Pingsan dan Meninggal Usai Wajahnya Masuk ke Wajan

Kasihan, Pedagang Ini Tiba-Tiba Pingsan dan Meninggal Usai Wajahnya Masuk ke Wajan

Seorang penjual kaki lima di Malaysia, dikutip dari WeirdKaya (21/09), mengalami hal yang sangat tragis. Pria yang berjualan di Jingcheng Kuala Kangsar Food Centre ini meninggal dunia usai wajahnya yang masuk ke wajan penggorengan.

Pria berusia 58 tahun itu setiap harinya berjualan ayam goreng dan sup. Tempat tinggalnya juga tak jauh dari lokasi dagangannya. 

Saat itu, dirinya diketahui pingsan ketika sedang memasak. Tubuhnya seketika lemas hingga wajahnya lah yang pertama kali masuk ke penggorengan minyak panas. Kejadian nahas tersebut terjadi pada jam makan siang.

Ketika diselamatkan oleh orang-orang sekitar, sang penjual sempat masih bernafas dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun wajahnya mengalami luka bakar yang cukup parah hingga ke bagian dada dan punggung. 

Tak lama setelah dibawa ke Kuala Kangsar Hospital, pedagang tersebut meninggal dunia. Dari laporan keluarganya, dirinya dibawa dari Shah Alam di Selangor setelah mendengar kecelakaan yang menimpa saudaranya itu.

Penjual ayam goreng yang meninggal usai pingsan dan wajahnya masuk ke wajan panas (via shin chew daily)

Sang pedagang tersebut memang sudah lama menderita darah tinggi. Walau banyak orang yang memintanya berhenti bekerja, namun ia tak ingin jika toko ayam gorengnya tutup. 

Dirinya sudah berjualan selama 20 tahun dan tak pernah lelah untuk melayani pelanggannya. Makanan yang disajikan juga selalu habis.

Harga makanan yang ditawarkan mendiang juga murah hanya RM 10 (Rp 32.000). Tak sedikit pelanggannya datang dari lokal hingga luar negeri.

Usai mendengar kabar kepergiannya, banyak pelanggannya yang terkejut dan sedih. Apalagi, mendiang juga dikenal sebagai orang yang baik, pandai memasak dan kerap memberikan makanan kepada anjing liar.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"