"Dalam waktu seminggu, gue bisa menghabiskan setengah kardus mi instan, baik itu kuah atau goreng, bahkan rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu," katanya.
Kebiasaannya ini bertambah parah, karena Tomy ternyata sering langsung tidur setelah makan banyak mi instan.
"Dulu gue paling sering sehabis ngemil mi instan atau apa pun itu langsung tidur begitu ngantuk," lanjutnya.
Makin jauh, Tomy jadi merasakan dampak buruk atas kecerobohannya itu. Dia ngerasain muntah darah dan merasa kalo kerongkongannya panas seperti terbakar. Tau kondisinya seburuk itu, Tomy pun ke rumah sakit.
Tomy sempat menjalai pemeriksaan gastrokopi. Cowok ini akhirnya didiagnosis memiliki hernia hiatal.
Hernia hiatal, dikutip dari Mayo Clinic, terjadi ketika bagian atas perut menonjol melalui otot besar yang memisahkan perut dan dada atau diafragma. Di dalam diafragma ada sebuah celah kecil yang disebut hiatus. Makanan akan lewat tabung makanan atau esofagus dan bermuara di perut.
Dalam kasus hernia hiatal, perut mendorong ke atas melalui celah itu dan masuk ke dada. Hernia hiatal yang besar bisa membuat makanan dan asam untuk kembali ke kerongkongan dan menyebakan mulas.
Beberapa gejala hernia hiatal ini seperti maag, regurgitasi makanan atau cairan ke dalam mulut, arus balik asam lambung ke kerongkongan (acid reflux), hingga kesulitan menelan. Nyeri dada atau perut, sesak napas, muntah darah atau bab juga bisa menjadi gejalanya.
Pokoknya semua hal yang mengindikasikan pendarahan gastrointestinal.