Tapi masalahnya nih, hal ini ternyata terjadi pula pada para laki-laki. Situasi ini serupa dengan apa yang dialami perempuan.
"Anak laki-laki tak berkeinginan untuk kurus. Mereka ingin memiliki otot yang besar. Jadi pertanyaan yang diberikan pada gadis tidak bisa diterapkan pada anak laki-laki untuk mengetahui cara mereka melihat tubuhnya sendiri,: lanjut Tetlie.
Seiring dengan itu, para pria yang meiliki obsesi untuk membesarkan otot cenderung mengalami risiko depresi lebih tinggi, kebiasaan minum-minum, dan diet yang tak berhubungan dengan obesitas.
Mereka juga cenderung lebih mudah dalam menggunakan suplemen, baik yang legal maupun ilegal.
Menurut para peneliti, cara paling baik yang paling direkomendasikan adalah dengan berkomunikasi antara orang tua dan anak. Selain itu, penting pula untuk diperhatikan soal olahraga.
Olahraga emang baik gengs, tapi kalo seorang laki-laki terlalu mati-matian berusaha membentuk tubuh bak Ronaldo ... itu bahaya. Apalagi gak sedikit juga kok yang mencederai diri sendiri demi menghasilkan otot yang besar.
Itu semua demi ... p-e-n-a-m-p-i-l-a-n~
"Orang tua juga harus sadar bahwa sudah pada tingkat berbahaya jika anak remaja mereka yang pergi ke gym setiap hari hanya mau makan ayam dan brokoli serta mengonsumsi protein shakes atau suplemen sepanjang waktu," kata Tetlie.
Jadi ada baiknya kalian yang pengen punya badan kayak Cristiano Ronaldo, pertimbangkan beberapa dampak psikologisnya juga ya gengs. Jangan pengin banget, nanti gak dapet-dapet loh.
Usaha sih usaha, tapi kalo gak kesampean juga punya badan ideal begitu, kalian stres. Atau sebutlah kalian bisa dapatkan badan ideal ... cuma kalo kalian gampang stres ya sama juga bo'ong dong?! Pokoknya, usaha terus, imbangin juga dengan prestasi gengs.