Tidur oke banget nih setelah capek seharian beraktivitas. Tinggal rebahkan badan di kasur, berkhayal apa kek gitu sebelum tidur, terus tidur deh zzz~
Kalo proses tidur gitu doang sih bisa dilakukan kapan aja dan di mana aja ya. Tapi mau gak kamu melakukan proses tidur sambil diteliti oleh para ahli?
Kalo mau, ada peluang terbuka buat kamu berpartisipasi nih dalam sebuah penelitian. Studi ini digelar oleh sebuah perusahaan konsultan perlengkapan rumah di Inggris, Hillary's.
Tawaran menarik dari perusahaan Hillary's ini adalah tidur dibayar. Wow, dapet duit juga lho. Berapa banyak? 24.000 poundsterling gengs, sekitar Rp450 jutaan!
Tapi, uang itu tersedia buat kamu-kamu yang mau berpartisipasi dan terpilih sebagai 'sleep executive'. Setelah terpilih, orang itu bakal diundang ke kantor mereka di Nottingham. Di sana mereka juga akan disuruh tidur selama 15 hari gitu, 2 minggu lebih lah.
Sambil tidur, si sleep executive itu bakal dicek terus menggunakan beberapa alat. Utamanya sih alat pemantau tidur. Alat itu digunakan untuk mengetahui beberapa kondisi tertentu yang berpengaruh pada kualitas tidur seseorang dalam kurun waktu yang bervariasi.
Ada beberapa simulasi juga yang digunakan dalam tes tidur selama 2 minggu lebih sehari ini. Mulai dari penggunaan korden, termasuk gangguan cahaya dan suara.
Setelah bangun tidur, si sleep executive itu akan diminta untuk mengisi kuesioner. Nantinya, kuesioner itu akan dianalisis oleh tim Hillary's.
Lucy Askew, pakar interior Hillary's mengatakan, "Cara yang hebat untuk menguji produk korden kami, tapi juga untuk melihat bagaimana cahaya dan suara mempengaruhi kualitas tidur."
Askew juga bilang kalo tidur tuh penting banget. Jadi kalo ada setitik cahaya aja yang masuk, itu bisa ganggu tidur kita selama tujuh jam.