Tak Perlu AC, Fenomena'Musim Dingin' Bediding di Yogyakarta Akan Berlangsung Hingga Agustus

Tak Perlu AC, Fenomena'Musim Dingin' Bediding di Yogyakarta Akan Berlangsung Hingga Agustus

Suhu udara dingin hingga 19 derajat celcius di malam dan pagi hari sedang dirasakan warga Yogyakarta belakangan ini. Cuaca ini disebut Bediding, sebuah kondisi sangat dingin di malam dan pagi hari karena puncak musim kemarau.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY memprediksi cuaca ini akan berlangsung hingga bulan Agustus.

Warjono, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG DIY mengungkapkan jika hasil monitoring yang dilakukan selama 10 hari mulai dari tanggal 5 Juli hingga 14 Juli menunjukkan bahwa suhu udara di DIY berkisar 19 hingga 23 derajat celcius.

Tugu Yogyakarta (kompas.com)

Warjono juga menjelaskan bahwa cuaca dingin ini disebabkan oleh adanya pergerakan massa udara dari Australia yang membawa massa udara dingin dan kering, atau yang disebut dengan Monsoon Dingin Australia.

Selain itu, saat musim panas pantulan panas dari bumi yang diterima dari sinar matahari tidak tertahan awan, tetapi langsung hilang ke angkasa. Hal ini karena kandungan air di dalam tanah sedikit, sehingga kandungan uap air di udara juga sedikit.

Sebelumnya, cuaca bediding dengan suhu terendah yaitu 17 derajat celcius pernah dialami DIY pada tanggal 5 Agustus 2018 silam.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"