Tukang pulsa selalu meminta pembeli pulsa untuk menuliskan nomor handphone yang mau dikirimkan pulsa di dalam sebuah buku khusus. Biasanya proses itu terjadi saat pembeli meminta tukang pulsa mengirimkan pulsa elektrik. Lalu kenapa tukang pulsa selalu meminta pembeli menulis nomornya di buku? Padahal tidak semua orang mau menyebarkan nomor ponsel miliknya.
Dilansir dari Quora, seorang warganet bernama Febri Alamsyah menduga ada maksud tertentu seorang tukang pulsa meminta pembeli menuliskan nomor HP tersebut. Sebenarnya penulisan nomor di buku kadang dianggap adalah hal biasa karena membantu si tukang pulsa agar tidak salah mengirimkan pulsa.
Namun kabarnya itu bukan jadi faktor utama sebab yang paling sering terjadi tukang pulsa akan menjual data nomor ponsel para pelanggannya ke seseorang pembeli yang membutuhkan. “Jualan pulsa itu tidak terlalu banyak memberikan keuntungan,” papar warganet itu.
Karena keuntungan menjual pulsa tidak besar, maka diduga ada tukang pulsa yang menjual data nomor itu ke pihak ketiga. Kabarnya untuk memberikan data-data nomor tersebut, tukang pulsa bisa mendapatkan uang minimal sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
“Yang terkadang sangat merugikan itu ketika data nomor HP dijual ke pihak yang memang berniat menipu kita,” tambah warganet itu. Pasalnya warganet itu pernah terganggu karena mendapatkan kiriman SMS yang tidak jelas.
Misalnya mendapatkan kiriman SMS dari nomor-nomor yang tidak jelas dan diduga oknum yang hendak melakukan penipuan. Sejak kejadian itu, dirinya sudah tidak pernah lagi membeli pulsa dengan sistem elektrik karena takut nomornya kembali diberikan kepada pihak lain.