Kemudian di abad ke-18, Depok menjadi wilayah administratif yang mempunyai gemeente bestuur atau pemerintah sipil. Otomatis, Chastelein menjadi penguasa pertama dan pendiri Depok.
Wilayah yang tadinya berupa hutan belantara kemudian dibabat dan dibangun dengan bantuan para budak dari berbagai daerah.
Cakupan wilayah Depok yang sangat luas, mulai dari seluruh kawasan Depok sekarang, Pasar Minggu di Jakarta Selatan, hingga Gambir di Jakarta Pusat kemudian dibuka untuk lahan garapan. Penduduk pertama yang mendiami Depok ialah para budak milik Chastelein.
Pada tahun 1913, diadakan pemilihan umum pertama secara demokratis untuk pemerintahan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Pusat pemerintahannya berada di titik Kilometer 0 yang ditandai oleh Tugu Depok. Tak jauh dari situ, berdiri gedung pemerintahan yang kini difungsikan sebagai Rumah Sakit Harapan. Di Negara Depok, Presiden hanya menjabat selama tiga tahun.
Gerrit Jonathans kemudian terpilih menjadi presiden pertama Depok. Setelah Jonathans, jabatannya diteruskan sampai tiga orang presiden, antara lain: Martinus Laurens yang (1921), Leonardus Leander (1930), dan Johannes Matjis Jonathans (1952).