Selain itu, Malaysia berencana untuk menambah dua unit kapal selam jenis Scorpene buatan Prancis. Kapal selam ini juga pernah dibeli Malaysia tahun 2009 lalu.
The Star melaporkan anggaran Malaysia tahun 2020 setidaknya senilai 1 persen dari PDB Malaysia. Namun, analisis keamanan Zachary Abuza, seorang profesor dari National War College Washington menjelaskan pengeluaran pertahanan Malaysia itu diprediksi akan turun tajam dari 3,87 juta dollar AS tahun 2019 ke 3,4 juta dollar AS pada 2021.
Dikutip dari Tirto.id, Defense White Paper menyebutkan pemerintah perlu memiliki rencana jangka panjang untuk membangun kekuatan militer Malaysia agar lebih besar lagi di masa depan.
Prioritas kebutuhan kapabilitas itu akan berfokus pada kekuatan intelijen; membangun kapabilitas Ecyber Electromagnetic Activities (CEMA); kapailias Intelligence, Surveillance, Target Acquisition and Reconnaissance (ISTAR); dan membangun operasi network-centric (NCO).
Malaysia juga perlu membangun komunikasi atelit untuk memperkuat kapabilitas komando dan kontrol gabungan. Menopang dan memperkuat kapabilitas dan tempo operasional pasukan khususnya.
Malaysia juga masih perlu memperkuat kekuatan dan ketahanan maritim. Termasuk juga memperkuat kapabilitas pertahanan dan serangan udara dan kapabilitas daya tembak.
Mobilitas, komunikasi, dan logistik juga masih perlu diperkuat lagi. Hingga membangun kapabilitas pasukan amfibinya.
Itulah kekuatan militer Malaysia. Wajar aja sih kalo Malaysia sering banget "menantang" Indonesia dalam banyak hal.