Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa belasan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Jawa Timur kehilangan uang tabungannya. Kerugian yang dialami nasabah atas kehilangan ini bervariasi. Ada yang Rp 500.000, Rp 4 juta, hingga Rp 10 juta. Pihak bank menduga ada aktivitas skimming oleh oknum untuk mengambil dana nasabah.
Penyelidikan pihak bank atas indikasi skimming ternyata tidak berhenti hingga hari ini. Upaya Bank BRI untuk memproteksi nasabahnya bahkan hingga menonaktifkan secara masal kartu ATM yang diindikasi terkena skimming.
"(Penonaktifkan kartu) dimaksudkan sebagai tindakan preventif atas kartu-kartu yang pernah digunakan bertransaksi di lokasi ATM yang diindikasikan terkena skimming," kata Indra Utoyo selaku Direktur Digital Banking dan Information Technology kepada jurnalis kompas.com.
Tindakan skimming sendiri adalah pencurian data dan dana nasabah menggunakan perangkat skimmer yang dipasang di mesin ATM. Alat skimmer ini memindai pita magnetik dari kartu ATM ketika nasabah menggunakan gerai ATM yang sebelumnya sudah dipasang alat tersebut. Dari sini oknum mendapatkan akses de dalam data dan dana nasabah.
Mengetahui hal ini, jelas pihak bank tidak mau mengambil resiko kehilangan dana nasabah yang lebih besar. Sejak 5 hari yang lalu, BRI menginformasikan kepada nasabahnya bahwa akand akan ada migrasi besar-besaran katu ATM milik nasabah. Atau dalam bahasa lain mengganti kartu nasabah dengan kartu yang baru. Sedangkan untuk mempercepat proses ini, pihak bank menonaktifkan kartu ATM yang diindikasi terkena skimming secara masal.