Lebaran sebentar lagi. Para pemudik yang tinggal di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang hendak melakukan perjalanan menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pasti melewati jalur mudik di jalan Tol Trans Jawa. Sepanjang tol fenomenal itu banyak terdapat rest area di pinggir jalan tol.
Tentu banyak aktivitas yang bisa dilakukan pemudik selama berada di rest area. Mulai dari mengisi BBM di SPBU, salat, makan atau minum, belanja makanan ringan,membeli oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman, hingga istirahat untuk tidur atau menyewa jasa pemijat. Berikut beberapa rest area pilihan sepanjang tol Trans Jawa yang bisa disambangi saat mudik nanti.
Rest Area 456A – 456B
Rest area 456 A dan 456 B berada di kawasan Tol Semarang-Solo tepatnya di Salatiga, Jawa Tengah. Rest area ini dipilih pemudik karena memiliki konsep yang unik dan menarik. Sebab di dalam rest area ini ada sky bridge yang menghubungkan antara dua rest area 456A dan 456 B. Arsitek bangunan menyerupai pendopo khas Jawa.
Rest Area KM 575
Rest area yang direkomendasikan di Tol Trans Jawa berada di Jawa Timur, tepatnya di ruas tol Sragen-Ngawi. Rest area ini tidak hanya menyajikan makanan dan fasilitas yang lengkap karena arsitektur bangunan modern klasik mirip bangunan-bangunan Eropa tempo dulu. Bahkan bangunan masjid, tempat makan juga didesain seperti itu.
Pemandangan di sekitar rest area KM 575 ini juga tidak ada duanya. Karena rest area ini berada di dekat Gunung Lawu yang berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Udara sejuk sudah pasti bisa dihirup ketika pemudik lewat di rest area ini.
Rest Area KM 260B
Rest area ini juga unik karena dulunya bekas Pabrik Gula Banjaratma. Lokasi Rest Area KM 260B berada di Brebes, Jawa Tengah. Karena bekas pabrik gula jadi bangunan itu berusia 100 tahun dan direnovasi jadi rest area modern.
Banyak pengguna jalan tol memutuskan untuk datang ke rest area yang ada di KM 260 B untuk sekedar istirahat, makan dan minum, atau buang air di toilet. Di tempat ini juga banyak dijual oleh-oleh khas Brebes dan Jawa Tengah yang bisa dibeli untuk jadi buah tangan untuk keluarga tercinta di kampung halaman.
Saat masih menjadi pabrik gula, tempat ini terakhir beroperasi pada tahun 1997. Kemudian pemerintah daerah setempat menjadikannya cagar budaya. Meski sudah jadi rest area modern, namun bangunan nuansa Belanda tidak begitu saja dihilangkan. Arsitektur Belanda sengaja ditampilkan sebagai bagian dari sejarah.