Usaha fotokopi menjadi salah satu jenis usaha yang dibutuhkan banyak ornag mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga orang tua di kawasan pemukiman. Tapi karena mungkin sudah capek, kadang tukang fotokopi terlihat jutek saat layani pembeli.
Banyak yang menganggap tukang fotokopi baik laki-laki atau perempuan itu suka jutek dan membuat pelanggan jadi bingung. Kira-kira kenapa sih para tukang fotokopi itu suka jutek? Apa memang lagi bete karena sepi pelanggan? Padahal tukang fotokopi dekat sekolah, kampus, atau pemukiman biasanya sih ramai-ramai juga.
1. Kerja Dekat Mesin Fotokopi Bawaannya Panas
Mesin fotokopi biasanya harus dipanaskan dulu sebelum digunakan, barulah ketika mesin sudah panas maka bisa digunakan untuk melakukan fotokopi. Tapi kadang mesin fotokopi yang panas membuat si tukang fotokopi menjadi gerah juga bawaannya.
Apalagi biasanya tempat usaha fotokopi memiliki luas ruangan yang tidak begitu besar atau cenderung sempit, karena selain ada mesin fotokopi, mereka menjual alat tulis kantor atau ATK lainnya, hingga suka ada computer untuk pengetikan. Dijamin itu ruangan bikin pengap si tukang fotokopi dan bawaannya jadi jutek.
2. Pelanggan Bayar Pakai Uang Nominal Besar
Mungkin pelanggan melakukan fotokopi tidak dalam jumlah yang banyak namun uang yang ia pakai untuk bayar dengan nominal besar. Misalnya biaya fotokopi hanya Rp 500 atau Rp 1 ribu. Tapi pelanggan bayarnya pakai uang Rp 10 ribu atau bahkan Rp 50 ribu.
Hal ini kadang membuat tukang fotokopi sebal karena dia harus mencari kembalian. Kalau nggak ada kembalian, terpaksa uang itu ia tukar dengan beberapa warung atau toko di sekitarnya dan membuatnya harus keluar dari tempat usahanya. Jadi usahakan kalau fotokopinya sedikit pakai uang pas saja.
3. Ketemu Pelanggan yang Rempong
Dalam proses fotokopi tentu tidak mudah, apalagi jumlah halaman yang difotokopi cukup banyak. Pelanggan sebaiknya memberikan kepercayaan kepada tukang fotokopi tersebut, tak usah banyak bicara yang bisa mengganggu konsentrasi tukang fotokopi.