Percaya Nggak? Sains Beberkan Rahasia untuk Tahu Orang yang dapat Dipercaya Lho

Percaya Nggak? Sains Beberkan Rahasia untuk Tahu Orang yang dapat Dipercaya Lho

Rasanya memang sulit mengenali mana orang yang bisa dipercaya dan mana yang tidak. Tapi, para ahli lebih canggih lagi, mereka bisa menjawab teka-teki itu secara ilmiah. Menurut para ahli, kita cuma memerlukan antisipasi rasa bersalah.

Journal of Personality and Social Psychology edisi Juli 2018 ini memuat studi tentang hal ini. Studi itu menjelaskan kecenderungan seseorang untuk mengantisipasi rasa bersalah atau guilt-proneness. Inilah faktor yang paling kuat untuk menilai apakah seseorang bisa dipercaya atau tidak.

Coba perhatikan deh apakah terdapat perbedaan antara pikiran dan perlakuan seseorang? (news.zing.vn)

Sifat antisipatif terhadap rasa bersalah seringkali lebih unggul dari sifat kepribadian lainnya. Termasuk extraversion, keterbukaan, keramahan, neurotisme, dan hati nurani. 

Guilt-proneness sendiri beda dengan rasa bersalah. Ini merupakan antisipasi dari rasa bersalah atau kesalahan. Inilah yang setidaknya dapat mengantisipasi kita dari tidak melakukan kesalahan dalam melakukan sesuatu. 

Sebaliknya, rasa bersalah muncul dari sikap reparatif atau memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. 

Orang yang dapat dipercaya itu tampak jelas kok bedanya dengan yang tidak. (nit.pt)

Nah, orang-orang yang memiliki tingkat guilt-proneness yang tinggi biasanya adalah mereka yang memiliki tanggung jawab interpersonal yang lebih besar saat dipercaya untuk melakukan sesuatu. Mereka pun tidak akan menyepelekan kepercayaan.

"Kepercayaan dan sifat dapat dipercaya adalah sesuatu yang sangat penting untuk menciptakan hubungan atau organisasi yang efektif," jelas para ahli yang terlibat dalam penelitian ini, sebagaimana dilansir Kompas.com.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"