Para Ilmuwan Temukan Cara Bagaimana Laut Merah Zaman Musa Terbelah, Bukan Mukjizat?

Para Ilmuwan Temukan Cara Bagaimana Laut Merah Zaman Musa Terbelah, Bukan Mukjizat?

Terbelahnya Laut Merah bagi orang Israel kala itu mungkin adalah mukjizat. Namun, ilmu pengetahuan modern kini mengklaim bahwa ada penjelasan masuk akal secara ilmiah yang bisa menjelaskan kejadian itu.

Para ilmuwan telah mencoba selama beberapa dekade untuk menciptakan kembali misteri perginya orang Israel dari kavaleri Firaun yang maju.

Lima puluh tahun yang lalu Cecil B De Mille bahkan  menggunakan sihir efek khusus miliknya sendiri untuk membuat versi sinematik dalam Sepuluh Perintah.

Sekarang para peneliti di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado di Boulder (CU) mengklaim telah menggunakan pemodelan komputer untuk merekonstruksi berbagai kombinasi angin dan gelombang yang dapat menghasilkan jembatan tanah kering yang dijelaskan dalam Keluaran.

# Penjelasan Ilmiah Para Ilmuwan tentang Fenomena Terbelahnya Laut Merah

Para peneliti menentukan bahwa angin timur yang kuat, yang bertiup dalam semalam, dapat mendorong kembali air di laguna pantai di Mesir utara. Cukup lama bagi orang Israel untuk berjalan melintasi dataran lumpur yang terbuka sebelum air mengalir kembali, menelan kavaleri Firaun.

"Simulasi tersebut cukup cocok dengan momen di Exodus," kata Carl Drews, penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.

"Pemisahan perairan dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan jalur yang aman dengan air di kedua sisi dan kemudian secara tiba-tiba memungkinkan air mengalir kembali."

Drews, yang menghabiskan bertahun-tahun mempelajari kisah penyeberangan, mengandalkan penelitian oleh para sarjana sebelumnya tentang geografi kuno daerah tersebut untuk merekonstruksi kemungkinan lokasi dan kedalaman berbagai saluran air delta Nil.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"