Di Indonesia banyak pengusaha atau konglomerat merupakan orang keturunan Tionghoa. Orang Tionghoa ini memiliki kerajaan bisnis yang menggurita. Orang Tionghoa di Indonesia memang lebih menyukai dunia bisnis dibanding ikut berpartisipasi dalam politik praktis, hingga jadi pejabat atau Anggota DPR RI.
Teddy Sugianto selaku Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Tionghoa mengatakan sejak dulu, nenek moyang orang Tionghoa memang dilahirkan untuk berbisnis. Sejak buka bisnis mereka langsung menekuni pilihan usahan tersebut. “Orang Tionghoa mau miskin atau kaya kalau pakai uang pasti perhitungan,” jelas Teddy dilansir dari kanal YouTube voidotid.
Teddy sendiri pun mengaku memiliki perusahaan dalam bidang toko bangunan. Banyak karyawan yang ia miliki. Pola hidup dalam memakai uang juga dilakukan oleh Teddy supaya cermat dan tidak boros.
Banyak orang Tionghoa buka bisnis ada hubungannya dengan sejarah gejolak politik dan sosial di China yang berhasil memunculkan nilai dan prinsip bagi orang China termasuk para keturunan Tionghoa.
Mulai dari melakukan penghematan untuk bertahan hidup, memiliki tabungan yang banyak, bekerja keras untuk menghindari kemampuan terburuk, hingga mengutamakan pendapat dari kerabat yang tidak kompeten dalam bisnis keluarga daripada penilaian orang asin yang kompeten.
Dilansir dari beberapa sumber, keturunan Tionghoa yang sukses di Indonesia karena mayoritas memiliki karakter perantau. Orang keturunan Tionghoa memiliki prinsip hidup yang beda dengan orang pendatang lain seperti Arab, India, atau Yahudi. Perantau dari Tionghoa selalu memilih berdagang atau berbisnis. Mereka sudah memiliki kepercayaan dan kerja keras.
Karena prinsip yang kuat membuat para keturunan Tionghoa mendidik anak-anaknya agar tidak hidup boros. Ilmu berdagang juga sudah turun-temurun diberikan kepada anak-anaknya. Jadi ada pekerjaan yang diberikan kepada orang yang dipercaya dalam hal ini anak. Makanya banyak pengusaha Tionghoa yang memilih meminta anaknya untuk melanjutkan usaha atau bisnis.