Sebagian masyarakat Indonesia percaya jika ada beberapa suku yang memiliki larangan menikah dengan suku lain. Misalnya anggapan orang Jawa dilarang menikah dengan orang Batak . Padahal dalam kesehariannya banyak juga orang Jawa yang punya suami atau istri orang Batak.
Antropolog Notty J Mahdi dilansir dari Kumparan memberikan penjelasan terkait larangan tersebut. Memang orang Jawa dilarang menikah dengan orang Batak merupakan mitos. Mitos itu muncul karena kepribadian atau karakter orang Jawa dan orang Batak yang sangat berbeda drastis.
Misalnya orang Batak dikenal memiliki watak yang keras dan blak-blakan sehingga dikhwatirkan tidak seimbang dengan orang Jawa yang cenderung halus, lembut, dan tidak blak-blakan dalam bicara. Perbedaan karakter ditakutkan jadi hal yang bisa memicu pertengkaran selama berumah tangga.
Selain itu faktor agama juga menjadi hambatan banyak orang Jawa yang tidak menikah dengan orang Batak. Sebab mayoritas orang Batak beragama nasrani atau non muslim. Perbedaan agama itu membuat pernikahan kedua suku itu sulit dihindari. Padahal ada juga orang Batak yang beragama Islam dan orang Jawa beragama non muslim.
Notty menuturkan adat istiadat kedua masyarakat Jawa dan Batak sangat berbeda dan cukup rumit. “Marga penting dalam masyarakat Batak karena mereka mengikuti garis keturunan dari ayah,” ungkap Notty. Pria Batak akan memilih istri yang berasal dari Batak karena tak perlu melakukan upacara khusus, semisal istrinya orang jawa maka saat menikah akan memberikan marga kepada istrinya yang orang Jawa.
“Bila pria Batak menikah dengan perempuan di luar Batak harus diadakan pesta adat pemberian marga pada istri non Batak agar keturunan mereka dapat berperan dalam adat. Posisi dalam upacara tersebut sering dirasa masyarakat di luar Batak rumit dan melelahkan,” tambah Notty.