Kasus Omicron tiba-tiba muncul di hari menjelang Natal dan Tahun Baru, hingga membuat banyak perdebatan. Beberapa orang percaya kalo varian ini sengaja dimunculkan sebelum periode Nataru.
"Goreng terus, mw natal n tahun baru," komentar salah satu netizen.
"Mau liburan, biasa, Ntar mau idul Fitri juga bakal muncul varian baru lagi," timpal netizen yang lain mengomentari pemberitaan munculnya varian Omicron.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr Siti Nadia Tarmizi langsung membantah tuduhan ini. Baginya, pemerintah ingin masyarakat buat belajar lebih banyak dari negara lain yang lagi terguncang dalam menghadapi varian Omicron ini.
"Tidak lah, seperti yang disampaikan ke pak Menkes kan penemuan Omicron walau pada orang yang tidak melakukan perjalanan dari luar negeri tetap ada, harus disampaikan sebagai transparansi informasi," jelas dr Nadia kepada detikcom.
Sedangkan menurut Dicky Budiman, ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia, mengatakan bahwa teori konspirasi ini muncul di balik pengumuman kasus pertama Omicron yang bisa saja dikaitkan dengan hal apapun. Tapi sebenarnya, ada penjelasan ilmiah yang membuat pemerintah seolah mengumumkan varian terbaru ini.
"Harus disadari, ini sebetulnya tidak aneh (jika dilihat) dengan hukum biologi, sains. Bahwa bahkan sebelum satu event, sebelum Nataru, lebaran, orang itu sudah bergerak luar biasa cepat," tutur Dicky saat dihubungi terpisah, Senin (20/12/2021).
Dengan kata lain, pergerakan yang tinggi sebelum Nataru dan lebaran membuat penularan kian meluas. Ibarat puncak gunung es, yang awalnya varian Omicron tak terlihat, akhirnya ikut menonjol dan menyerang banyak masyarakat.
Hal ini juga terjadi di China. Kasus pertama kali dilaporkan sebelum momen Nataru dan banyak warga yang mudik sebelum perayaan, sehingga kemunculannya varian Omicron didorong oleh tingginya mobilitas masyarakat.