Sejak itulah, ia memutuskan untuk kembali menarik becak di Tianjin. Walaupun kehidupannya sudah cukup sulit dan hanya memakai baju bekas dan makan seadanya, ia tetap tak berhenti mengumpulkan pundi-pundi untuk membantu anak-anak di kampungnya.
Akan tetapi, karena fisiknya sudah tak terlalu kuat untuk menarik becak, ia pun bekerja sebagai juru parkir di dekat stasiun.
Di tahun 2001, ia pun mengunjungi sekolah dimana anak-anak yang dibiayainya mengenyam pendidikan. Di saat itu, ia pun membayarkan donasi terakhir kalinya karena sudah tak sanggup untuk mencari uang di usianya yang ke 90 tahun.
Bang Fang Li akhirnya wafat di usianya yang ke 93 tahun pada tahun 2005 silam. Namun kisahnya itu tetap melegenda di media massa kala itu.