Kultus Doomsday Membakar 700 Pengikutnya Hidup-Hidup, Kok Bisa Percaya?

Kultus Doomsday Membakar 700 Pengikutnya Hidup-Hidup, Kok Bisa Percaya?

Dilansir dari BBC, Rabu (18/3/2020) tepat 20 tahun yang lalu, ratusan orang dikunci di dalam sebuah gereja. Gak cuma pintu dan jendelanya ditutup, bahkan dipaku hingga bener-bener rapet.

Setelah itu sekitar 700 orang di dalamnya dibakar hidup-hidup. Ngeri banget ya gengs. Semua ini karena sebuah kultus yang disebut kultus doomsday atau kultus kiamat. Mereka percaya bahwa dunia akan berakhir pada pergantian milenium.

Dua puluh tahun kemudian, tidak ada seorang pun yang dituntut sehubungan dengan pembantaian dan para pemimpin kultus. Anna Kabeireho, yang masih tinggal di lereng bukit yang menghadap ke tanah yang dimiliki oleh sekte itu, masih ingat sekali peristiwa pembakaran itu.

Kultus Doomsday (insider.com)

"Semuanya tertutup asap, jelaga, dan bau daging yang terbakar. Tampaknya langsung ke paru-paru Anda," kenangnya.

"Semua orang berlari ke lembah. Api masih menyala. Ada lusinan mayat, terbakar tak bisa dikenali.

"Kami menutupi hidung kami dengan daun aromatik untuk menangkal bau. Selama beberapa bulan sesudahnya, kami tidak bisa makan daging."

Bagaimana kultus yang mengerikan bisa terbentuk? Bahkan pengikutnya bisa percaya?

Berawal dari organisasi amal di Amerika Serikat yang menjalankan klinik medis gratis dan program rehabilitasi narkoba. Tapi ternyata berkembang menjadi kultus Doomsday. Melakukan pembunuhan massal Kool-Aid merenggut lebih dari 900 nyawa di Jonestown, Guyana, pada tahun 1978.

Banyak dari agama-agama ini didirikan oleh satu orang yang mempertahankan posisi kekuasaan eksklusif dalam organisasi, dan kekuasaan cenderung merusak. Dalam kasus The People's Temple, ada bukti bahwa pemimpinnya, Pendeta James Warren Jones, menyalahgunakan obat resep dan menjadi semakin paranoid sepanjang tahun 1970-an.

Pembakaran hidup-hidup (chicago.suntimes.com)

Selanjutnya, karena kelompok-kelompok ini beroperasi di luar arus utama, biasanya tidak ada yang memeriksa prosedur operasi mereka, sehingga pemimpin yang korup atau tidak stabil secara mental bebas untuk mengeksploitasi pengikut-pengikutnya sesuka hati. Selain struktur kepemimpinan otoriter ini, beberapa karakteristik utama dari sekte destruktif meliputi:

Kepemimpinan karismatik

Penipuan dalam merekrut

Menggunakan metode reformasi pemikiran

Isolasi (fisik dan / atau psikologis)

Menuntut pengabdian dan kesetiaan yang mutlak



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"