Menjadi tenaga kerja asing tidaklah mudah. Apalagi jika yang bekerja tidak memiliki keahlian dan keterampilan khusus, dan tak bisa berbahasa asing sama sekali.
Selain itu, ada banyak oknum yang tidak bertanggung jawab yang membuka jasa agen TKW ilegal, dan perdagangan budak.
Belakangan ini, muncul lagi fenomena perdagangan budak di Singapura yang menggunakan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
# Perdagangan Asisten Rumah Tangga di Singapura
Mengutip hasil investigasi Al Jazeera tahun 2014 silam. Terbukti bahwa ada tokp-toko di Bukit Timah SHopping Mall yang menawarkan Asisten Rumah Tangga (ART) dari berbagai negara.
Yang bikin sedih, pemilik toko tersebut memajang para tenaga asing yang akan dipekerjakan jadi ART layaknya barang. Beberapa pekerja yang dipajang itu berasal dari Filipina, Myanmar, dan juga Indonesia.
# Calon Tenaga Kerja Memamerkan Kemampuan Mereka
Di lapak pemilik kios, para calon IRT tersebut kemudian mempresentasikan kemampuan mereka melakukan pekerjaan rumah. Misalnya mengurus bayi, menyeterika, menata kamar, dan lain-lain.
Lebih miris, para calon IRT itu ditawarkan dan dipromosikan oleh calon pembeli dengan harga yang tidak manusiawi.
Persis seperti memperlakukan barang, para calon majikan pun bisa membawa asisten rumah tangga mereka yang lama untuk tukar tambah ART yang baru dengan biaya hanya 1 dolar Singapura.
Sedih banget....