Kamu harus tau kisah hidup tragis yang dialami lelaki asal Jepang, Hisashi Ouchi. Bayangin aja, dia jadi korban kecelakaan nuklir dengan kondisi cukup parah. Bukan akibat bom nuklir sih, tapi fasilitas nuklir yang meledak.
Jadi, Hisashi Ouchi ini adalah salah satu teknisi yang bekerja di sebuah fasilitas nuklir. Fasilitas itu dioperasikan oleh JCO di Tokai, Prefektur Ibaraki, Jepang.
Hisashi Ouchi menjadi satu dari dua korban tewas kecelakaan nuklir Tokaimura. Ouchi dikabarkan sebagai manusia pertama yang terpapar radiasi paling tinggi yang pernah diekspos. Kalo kamu pernah nonton mini series "Chernobyl", kamu pasti liat deh korban kecelakaan nuklir Chernobyl yang dirawat beberapa hari itu. Ngeri!
Akibat ledakan itu, kulit tubuh Hisashi Ouchi mengelupas. Lama-lama, seluruh organ internalnya pun hancur. Namun, dia juga menjadi orang pertama yang bikin kita tau bahwa mukjizat hidup tuh beneran ada gengs.
Cerita ini dimulai dari kecelakaan nuklir yang terjadi pada 30 September 1999. Saat itu, Hisashi Ouchi dan dua rekannya, Masato Shinohara dan Yutaka Yokokawa, menambahkan ember ketujuh larutan uranil nitrat berair ke tangki pengendapan. Setelah itu, terjadilah reaksi berantai yang tidak terkontrol.
Partikel-partikel radiasi pun dimuntahkan akibat reaksi berantai tersebut. Nah, mereka bertiga berada di radius yang tidak aman, deket banget. Padahal reaksi berantai itu sangat fatal dan mengerikan.
Tragedi itu membuat Hisashi Ouchi terkena radiasi sebesar 17 Sv atau Sievert. Satuan Sievert adalah satuan pengukuran efek biologis akibat radiasi. Padahal, kena 8 Sievert aja nyawa bisa melayang. Ini malah dua kali lipatnya dan lebih.
Dua rekannya tak separah Ouchi. Masing-masing sebesar 10 Sv dan 3 Sv.
Setelah itu, Ouchi pun merasa nyeri di sekujur tubuhnya. Dia mual dan sulit bernapas. Dia muntah-muntah dan hilang kesadaran ketika dibawa ke ruang dekontaminasi.
Paparan radiasi itu sangat parah. Kromosom dalam tubuh Ouchi hancur. Jumlah sel darah putihnya pun anjlok mendekati nol. Ouchi juga mendapat luka bakar parah di sekujur tubuhnya. Organ dalamnya juga rusak.
Kondisinya yang kian memburuk membuat Ouchi dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo. Ouchi pun menjalani transfusi sel induk perifer pertama di dunia.
Ouchi pun mendapatkan banyak darah, cairan, dan obat-obatan yang kala itu belum tersedia dengan cukup di Jepang. Belom lagi, Ouchi juga harus menjalani transplatasi kulit karena semua jaringan kulit dan pori-porInya rusak parah!