Saksi mata kecelakaan truk Pertamina di Cibubur beberapa waktu lalu menyebutkan setelah kejadian berlangsung, banyak pengendara dan warga sekitar malah asyik merekam gambar kecelakaan, bukannya malah memberkan pertolongan kepada para korban.
Hal itu nampaknya jadi kebiasaan. Apalagi di zaman teknologi seperti sekarang. Setiap ada kejadian musibah kecelakaan, pasti orang memilih untuk merekam kejadian itu dan mengunggah ke dunia maya, dibandingkan memberikan pertolongan kepada para korban.
Melansir dari Detik, seorang psikolog Ghianina Yasira Armand, BSc Psychology, MSc Child Development dari Personal Growth mengatakan bahwa saat ini memang orang lebih mementingkan mengambil dokumentasi gambar dan dishare ke media sosial. Hal itu terjadi karena adanya kepanikan dan keinginan dilihat orang untuk meningkatkan popularitas.
“Untuk di zaman teknologi ini panik dan menjadi salah satu penyebab yang membuat orang menjadi reflek untuk mengambil foto dan video,”kata Ghianina. Karena hal-hal itu mereka melupakan hal-hal yang sebenarnya lebih penting didahulukan, seperti menolong korban lebih dulu dibandingkan mendokumentasikan.
Namun ada hal menarik dalam masalah ini. Logikanya jika seseorang mengalami kepanikkan, dia akan menjauhi tempat atau kejadian itu. Namun yang terjadi sekarang saat ada rasa panik, orang-orang bukannya mundur malah maju sambil merekam gambar musibah.
Ghianina menjelaskan karena adanya orang-orang yang sangat terpicu dengan teknologi dan internet sehingga mengakibatkan reflek berbeda pada otak. Rflek pertama yang muncul adalah untuk mengambil foto dan share di sosial media.