"Kedatangan kita sebagai sahabat memudahkan mereka. Ide awal pengen ngaji, itu keluar dari mulut mereka. Bukan dari mulut saya. Mereka datang, pengen ngaji, itu kesungguhan luar biasa," ungkapnya.
Ketika membimbing anak-anak punk jalanan mengaji, Ustadz Halim mengaku kalo ia nggak menemukan sama sekali kesulitan. Malah dengan mengaji, mereka jadi tanggap belajar Al-Quran.
"Saya tidak melihat kesusahan untuk mengajar mereka, dua minggu bisa baca Al-Quran. Mereka kan musisi jalanan, jadi ketika diajarkan iqro skripnya seperti apa, hurufnya seperti apa, mudah. Lebih rumit not balok menurut mereka. Paling susah itu rata-rata sampai 6 bulan. Faktanya yang baru 2 bulan bisa baca Quran, banyaak," papar Halim.
Ia menuturkan kalo ada sekitar 26 anak punk jalanan yang kini ikut mondok. Setiap hari, mereka beraktivitas seperti pondok pesantren. Mulai dari sholat subuh berjamaah, lalu dilanjutkan dengan mengaji.
Pada pukul 08.00 WIB pagi, mereka mulai bersiap buat kegiatan usaha. Di pukul 10.00 WIB mereka mulai membaca kitab, makan siang, dan disambung dengan shalat dzuhur.
Setelah itu, mereka melanjutkan kajian kitab hingga sholat Ashar dan istirahat. Kemudian, mereka akan melanjutkan sholat maghrib dan kembali mengaji hingga sholat Isya dan selesai di pukul 22.00 WIB.
"Ada juga khataman Quran dan dzikiran. Nah kalau Tarawih, anak punk ini jadi imam, 20 rakaat lagi. Itu merupakan hal luar biasa, anak punk bertato jadi imam Tarawih," tuturnya takjub.