Peneliti senior di Balai Arkeologi Papua menjelaskan mengapa anjing ini dianggap sakral. Itu karena bagi Suku Moni, anjing dianggap sebagai bagian dari leluhur mereka.
"Mereka dianggap sebagai tuan tanah, atau bisa juga disebut sebagai penjaga di situ karena [anjing tersebut] untuk saat ini hanya ditemukan di kawasan [tambang emas dan tembaga] Grasberg atau di Puncak Carstenz," kata Hari.
Hari juga menambahkan bahwa menurut Suku Moni, anjing bernyanyi ini bisa mengetahui mana orang yang jahat mana orang yang baik.
Selain itu, Suku Moni meyakini bahwa anjing ini bisa berubah menjadi manusia ketika malam hari, dan bisa memakan orang yang dianggap jahat. Wihh serem juga ya~
Wah senang juga ya, kalau tahu spesies anjing ini ternyata gak jadi punah dan malah ada cukup banyak jumlahnya di Papua. Semoga mereka bisa terus bertahan dan gak punah ya, amiiin!