Pada kaleidoskop 2023 membahas tentang sosok Gibran Rakabuming. Putra presiden Joko Widodo ini resmi menjadi calon wakil presiden atau cawapres pada pilpres 2024 mendatang. Sayangnya saat sang putra mahkota bakal bersaing dalam kontestasi politik terbesar di Indonesia ini, mendatangkan beragam kontroversi mulai dari proses pencalonan hingga viral dengan sejumlah aksinya.
Isu Gibran bakal menjadi cawapres memang sudah terdengar sejak beberapa bulan lalu. Isu itu berhembus karena ada gugatan terkait usia minimal capres dan cawapres di Mahkamah Konstitusi (MK). Kebetulan paman Gibran, Anwar Usman saat itu itu jadi Ketua MK bersama hakim MK lain memutuskan bahwa kepala daerah usia minimal 40 tahun bisa mencalonkan diri jadi capres atau cawapres selama pernah atau sedang menjadi kepala daerah.
Gibran yang saat ini menjadi Wali Kota Solo bagaikan dapat karpet merah. Jalan Gibran menuju orang nomor dua di Indonesia semakin lancar tanpa hambatan. Meskipun keputusan MK itu memantik kegaduhan banyak pihak yang menyebut keputusan itu ada kaitannya dengan nepotisme mengingat Gibran adalah keponakan Anwar.
Keputusan MK memang bersifat mengikat walaupun dianggap cacat etik dan hukum. Tak sampai disitu saja, informasi yang beredar keputusan MK diduga ada intervensi dari pihak pemerintah yang ngebet supaya Gibran bisa menjadi cawapres. Lalu siapa sebenarnya orang yang sangat mendorong Gibran maju jadi cawapres?
Adalah sosok Iriana ibu Gibran Rakabuming yang diduga sejak beberapa bulan lalu sudah meminta supaya putra sulungnya maju menjadi cawapres. Padahal Presiden Jokowi saat dikonfirmasi perihal pencalonan Gibran menjadi cawapres pernah menegaskan bahwa usia Gibran tidak masuk karena baru 36 tahun.
Tapi Gibran akhirnya dideklarasikan menjadi cawapres Prabowo Subianto. Pasangan yang terpaut usia 36 tahun ini mantap mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Gibran dan Prabowo siap menjalani kampanye yang diberikan waktu selama 75 hari untuk maksimal menyebarkan visi dan misi supaya menang dalam pilpres 2024.
Meskipun sudah menduduki sebagai cawapres bukan berarti Gibran tak mendapat ujian. Ujian soal produk nepotisme hingga dinasti politik masih terus menjadi peluru yang ditembakan pasangan lain untuk menggerogoti suara Gibran. Belum lagi ketika Gibran salah mengucap “asam folat” menjadi “asam sulfat” yang bikin heboh banyak orang, membuat Gibran tak layak jadi cawapres.