Sebelum kabupaten Blora didirikan, ada cerita rakyat yang berkembang. Asal nama Blora adalah Belor. Artinya adalah lumpur. Kemudian berkembang menjadi Mbeloran.
Kini Blora menjadi sebuah kabupaten dari Jawa Tengah yang letaknya paling timur. Berbatasan dengan wilayah Jawa Timur.
Blora berarti tanah rendah berair.
Kabupaten Blora Didirikan
Kehidupan bermasyarakat sebelum kabupaten Blora didirikan adalah sejak era kerajaan Demak. Kadipaten Blora berada di bawah Pemerintahan Kadipaten Jipang.
Adipati Jipang pada saat itu bernama Aryo Penangsang, yang juga dikenal sebagai Aria Jipang. Daerah kekuasaannya meliputi: Jipang, Pati, Lasem, dan Blora. Setelah Jaka Tingkir (Hadiwijaya) menjadi raja Demak, pusat pemerintahan dipindah ke Pajang. Akhirnya Blora masuk Kerajaan Pajang. Jauh sebelum kabupeten Blora didirikan.
Setelah kekuasaan Demak rntuh Blora msuk ke dalam kawasan kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Paku Buwana I (1704-1719) daerah Blora diberikan kepada putranya yang bernama Pangeran Blitar dan diberi gelar Adipati.
Pada saat Mataram di bawah Paku Buwana II (1727-1749) sebelum kabupeten Blora didirikan, terjadi pemberontakan oleh Mangkubumi dan Mas Sahid. Blora berhasil jadi daerah yang dikuasai.
Mangkubumi menjadi raja pada tanggal 1 Sura tahun Alib 1675, atau 11 Desember 1749. Bersama dengan diangkatnya Mangkubumi menjadi raja, kabupeten Blora didirikan. Wilatikta menjadi Bupati Blora pertama saat itu.
Setelah ada perjanjian Giyanti, tahun 1755, Mataram terbagi menjadi dua kerajaan. Kerajaan Surakarta di bawah pimpinan Paku Buwana III dam kerajaan Yogyakarta di bawah pimpinan Sultan Hamengku Buwana I.
Setelah perjanjian itu Blora menjadi wilayah Kasunanan bagian dari daerah Mancanegara Timur, Kasunanan Surakarta.
Blora mulai berubah statusnya dari apanage menjadi daerah kabupaten pada hari Kamis Kliwon, tanggal 2 Sura tahun Alib 1675, atau tanggal 11 Desember 1749 Masehi, yang sampai sekarang dikenal dengan Hari Jadi Kabupaten Blora.
Jadi bisa dibilang kabupeten Blora didirikan pada tanggal tersebut.
Saat ini ada beberapa sebutan buat kota Blora, sesuai dengan cirikhas kota tersebut.
Blora Kota Minyak
Minyak Bumi merupakan salah satu harta kekayaan kota Blora. Minyak ini dikelaola BUMN dan BUMD. Juga masih ada tambang tradisional milik warga.
Blora Kota Sate
Sate Blora disajikan menggunakan sambal kacang. Di Kunduran didirikan Tugu Sate sebagai simbol daerah yang banyak satenya ini.
Blora Kota Mustika
Mustika merupakan jargon Kabupaten Blora, akronim dari Maju, Unggul, Sehat, Tertib, Indah, Kontinyu dan Aman. Ternyata jadi banyak yang menyebut Blora sebagai kota Mustika.