Jauh dari Korupsi dan Sempat Jadi Loper Koran, Inilah Sosok Gubernur Termiskin Di Indonesia

Jauh dari Korupsi dan Sempat Jadi Loper Koran, Inilah Sosok Gubernur Termiskin Di Indonesia

Siapa bilang punya jabatan tinggi pasti langsung punya segudang harta? Semua ada prosesnya. Justru, adanya anggapan dengan jadi pemimpin serta punya jabatan akan menjadikan kaya, nggak jarang seseorang akan menghalalkan segala cara demi meraup keuntungan pribadi. Salah satunya adalah korupsi. Hal tersebut jelas berbeda dengan yang dilakukan sosok ini.

Di antara gubernur yang masih aktif menjabat dan rata-rata memperlihatkan kekayaannya, ternyata ada gubernur termiskin yang memiliki kekayaan di bawah rata-rata, lho. Sosok tersebut adalah Mahyeldi Ansharullah.

Nama Mahyeldi Ansharullah memang jarang sekali terekspos ke media massa. Padahal, sosok yang satu ini meraih berbagai penghargaan selama memimpin Kota Padang dan Provinsi Sumatra Barat. Misalnya aja Government Award pada 2016 dan Best Government Officer dalam People of The Year 2020 yang diselenggarakan Metro TV. Walau memiliki prestasi mentereng, Mahyeldi justru dianggap sebagai gubernur termiskin di Indonesia. Wah, kenapa ya?

Mahyeldi Ansharullah (AmanahNews.com)

Dilansir dari laman palembang.tribunnews.com, simak kisah hidup pria kelahiran Bukittinggi, 25 Desember 1966 berikut ini!

Gubernur Termiskin Indonesia Menjalani Masa Kecil yang Keras

Mahyeldi Ansharullah memiliki masa kecil yang cukup keras. Anak pertama dari tujuh bersaudara ini harus bekerja membantu sang ayah sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Ketika SMP, anak dari pasangan Mardanis St. Tanameh dan Nurmi ini bahkan menjadi penopang ekonomi keluarga dengan berjualan setelah salat subuh.

Nggak cuma itu, alumni Universitas Andalas ini sempat bekerja sebagai loper koran juga. Saat itulah, Mahyeldi mulai mendapatkan wawasan dan informasi yang lebih luas karena sering membaca buku di kios koran tempat ia mengambil dagangannya.

Selama SMA, ia menggeluti profesi sebagai penjual koran di pagi hari dan penjual kue di sore hari. Hasil kerja kerasnya selama di bangku sekolah ditabung untuk melanjutkan kuliah.

Perjuangan sebelum Masuk ke Dunia Politik

Lulus SMA, Mahyeldi melanjutkan studi di Program Studi Pembangunan Pedesaan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Di sinilah, jiwa kepimpinannya mulai dikenal banyak orang.

Pasalnya, ia kerap menggerakkan kegiatan-kegiatan dakwah yang diadakan di dalam dan di luar kampus. Aktivitas dakwah ini juga yang mengantarkan Mahyeldi untuk bisa bergabung dengan Partai Keadilan Sejatahtera (PKS). Sebagai informasi, partai yang dipimpin oleh Ahmad Syaikhu ini adalah partai politik yang sering memotori aktivis dakwah di banyak kampus.

Setelah masuk partai, kehidupan Mahyeldi tidak langsung berubah. Sebelum terpilih menjadi anggota DPRD pada 2004 silam, ia bekerja sebagai perakit kipas angin dan juga penceramah.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"