Israel telah menuntaskan penarikan mundur tentaranya dari sektor barat Lebanon selatan, membuka jalan bagi penempatan tentara Lebanon di daerah tersebut, menurut sumber keamanan Lebanon pada Sabtu (1/2).
"Tentara Israel mempertahankan sebuah pos pengawasan di bukit Jabal Blat, yang menghadap ke beberapa kota dan desa di Distrik Tyre, Lebanon selatan," ujar sumber tersebut.
Sumber itu lebih lanjut menyebut bahwa tentara Israel sebelumnya telah menarik diri dari beberapa kota di sektor timur Lebanon selatan, namun tetap mempertahankan keberadaannya di sembilan desa di sepanjang perbatasan tersebut.
"Desa-desa yang diduduki yang terletak di Distrik Marjayoun meliputi Aitaroun, Blida, Mays El Jabal, Houla, Markaba, Rab al-Thalatheen, Adaisseh, Kafr Kila, dan al-Wazzani," kata sumber tersebut.
Menurut sumber itu, Israel berusaha mempertahankan kehadiran militernya di lima lokasi strategis di Lebanon selatan, sebuah langkah yang dengan tegas ditolak oleh Lebanon.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon telah berlaku sejak 27 November 2024, mengakhiri pertempuran yang meletus pada 8 Oktober 2023 antara tentara Israel dan Hizbullah.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel diharuskan menarik diri dari teritori Lebanon dalam waktu 60 hari, yang memungkinkan tentara Lebanon untuk mengambil alih kendali wilayah perbatasan selatan dan menegakkan larangan terkait senjata dan kelompok-kelompok bersenjata di selatan Sungai Litani.
Pemerintah sementara Lebanon sebelumnya mengumumkan persetujuannya atas perpanjangan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel hingga 18 Februari, setelah gencatan senjata awal 60 hari berakhir pada 26 Januari tanpa penarikan penuh tentara Israel dari Lebanon selatan.
Meskipun ada gencatan senjata, tentara Israel terus melakukan serangan di Lebanon, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Israel mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh Hizbullah.