IQ Einstein dan BJ Habibie Gak Ada Apa-apanya Ketimbang Pria Ini, Tapi Akhir Hidupnya Tragis

IQ Einstein dan BJ Habibie Gak Ada Apa-apanya Ketimbang Pria Ini, Tapi Akhir Hidupnya Tragis
Meski pinter banget, doi tetap mau merendah dan tidak sombong (brightside.me)

Sang ayah yang telah jadi psikolog hebat juga mulai menerapkan pendekatan psikologisnya sendiri untuk membesarkan putranya dan mendorongnya. Tetapi Sidis berlaku sebaliknya. Dia justru menyalahkan ayahnya karena dia telah belajar sejak kecil.

Boris pun meninggal dunia tahun 1923. Sementara Sidis menolak untuk hadir di pemakamannya.

Dalam hidupnya yang beranjak dewasa, Sidis mulai bekerja dengan gaji rendah sebagai pegawai administrasi. Meski telah berusaha hidup sederhana, sosoknya tetap masih banyak dikenali orang. Akhirnya dia jadi sering beralih pekerjaan.

Sidis bekerja sebagai pegawai administrasi dengan gaji rendah (brightside.me)

Tahun 1924, wartawan menemukan dia bekerja dengan upah 23 dollar AS per minggu. Hal itu kembali jadi perhatian media AS kala itu. Tapi waktu itu, mereka malah mengejek kecerdasannya dan mengatakan dia tidak mampu lagi melakukan apa-apa sebagai anak ajaib.

Tapi pemberitaan itu tidak benar. Sebab, sepanjang hidupnya, Sidis menulis banyak buku berharga menggunakan nama samaran yang berbeda. Tetap untuk rendah hati meski dia adalah "anak ajaib".

William James Sidis kemudian menjadi seorang sosialis. Dia menentang keras Perang Dunia I. Pada tahun 1919, Sidis sempat ditangkap karena protes yang berubah menjadi kekerasan di Boston. Sidis dijatuhi hukuman penjara selama 18 bulan.

Orang tuanya kemudian menemukan cara untuk membuatnya keluar dari penjara. Setela ditebus, orang tuanya mengurung Sidis di sanatorium mereka selama 2 tahun. Itu adalah hukuman baginya dari orang tuanya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"