Soeharto merupakan anggota keluarga Cendana. Nama Cendana diambil dari jalan Cendana nomor 8 Menteng. Jakarta Pusat yang dijadikan tempat tinggal Soeharto dan keluarganya. Dibandingkan Presiden Indonesia yang tinggal di Istana Negara, Soeharto memilih mengajak keluarganya menetap di rumah pribadinya.
Keputusan itu tentu bukan tanpa alasan. Ada rumor yang menyebut Soeharto memilih rumah dibandingkan istana karena hal kejawen yang dekat dalam kehidupannya. Dilansir dari Merdeka, ternyata alasan Soeharto karena keluarganya.
“Saya bukan tidak mau tinggal di istana, melainkan demi kepentingan dan kebaikan keluarga. Untuk kepentingan anak-anak agar tidak terpisahkan dari masyarakat, saya memilih tinggal di luar istana,” kata Soeharto dalam buku biografinya yang berjudul Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya yang ditulis Ramadhan KH dan G Dwipayana.
Soeharto mengatakan tinggal di istana akan membuat keluarganya bisa bergaul dengan masyarakat. Meskipun rumahnya dijaga ketat namun tetap lebih longgar dibandingkan pengamanan di istana. Soeharto memutuskan tinggal di Cendana sejak dilantik sebagai Presiden ke-2 Indonesia pada 27 Maret 1968.
Sebelum tinggal di Cendana, Soeharto menempati sebuah rumah di kawasan Menteng, yakni jalan Agus Salim. Pengawal Soeharto menilai rumah itu dianggap tidak memiliki keamanan yang bisa melindungi Soeharto dan keluarga. Misalnya di belakang rumah ada bangunan tinggi atau gedung yang bisa saja digunakan oknum tidak bertanggung jawab yang mengancam Soeharto dan keluarga.
Kebetulan saat Soeharto baru menjabat sebagai Presiden adalah momen transisi dari era orde lama menuju orde baru. Diduga ada saja masyarakat yang tidak menerima Soeharto jadi Presiden. Makanya pihak keamanan sudah mengantisipasi hal itu.