Berdasarkan hasil riset terbaru, ditemukan bahwa Gen Z dianggap sebagai generasi paling kesepian di antara generasi-generasi lainnya.
Sekitar delapan dari 10 anggota Gen Z mengatakan mereka pernah mengalami perasaan kesepian selama setahun terakhir, dan dua dari 10 mengatakan mereka “sering” merasa kesepian. 15 persen lainnya mengatakan mereka “biasa” merasa kesepian.
“Gen Z adalah generasi yang paling kesepian karena mereka mewarisi dunia yang secara fundamental rusak,” kata konsultan SDM dan pakar generasi, Bryan Driscoll.
Khususnya bagi pria, menjadi lajang adalah sumber kesepian yang kuat. Sepertiga pria Gen Z mengatakan bahwa menjadi lajang menyebabkan rasa kesepian, sementara satu dari 10 mengatakan tekanan dari media sosial adalah salah satu faktor penyebabnya.
Namun sayangnya, banyak generasi Z yang begitu bergantung pada teknologi dan melupakan pentingnya interaksi antarmanusia. Hal ini jadi penyebab terbesar dari kesepian, rasa keterhubungan yang salah, dan komunitas melalui teknologi. Banyak dari mereka yang tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalin hubungan yang sehat dan menjembatani kesenjangan ini.
Kesepian di kalangan Gen Z adalah masalah yang berakar dari kombinasi faktor sosial, digital, dan perkembangan zaman. Pada akhirnya, generasi ini hidup di dunia online yang sangat terhubung namun mungkin kurang memiliki interaksi tatap muka yang mendalam.