Lingkungan yang tidak rapi seringkali meningkatkan stres bagi sebagian besar orang. Dalam sebuah penelitian, wanita yang suka rumah yang rapi memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih rendah dibandingkan wanita yang membiarkan rumahnya berantakan.
Namun, alasan untuk mendeklarasikan hal ini masih belum jelas. Studi lain menemukan bahwa, meskipun lingkungan yang teratur lebih terkait dengan pilihan yang sehat, lingkungan yang tidak teratur mendorong kreativitas dan ide-ide segar. Jika kamu menghargai kreativitas, kamu mungkin ingin membiarkan rumahmu sedikit berantakan di area tertentu dalam rumah.
Bagi kebanyakan orang, merapikan rumah dapat meningkatkan produktivitas dan peningkatan kesehatan mental dan fisik.
Nah, berikut ini dari decluttering:
1. Fokus yang lebih baik. Kekacauan membuat sulit menemukan apa yang kamu butuhkan. Menyingkirkan kekacauan visual dapat membantumu lebih fokus pada tugas apa pun.
2. Harga diri yang lebih tinggi. Merapikan ruangan dapat memulihkan perasaan kompeten dan bangga.
3. Hubungan yang lebih baik. Konflik dengan keluarga atau teman sekamar sering kali terjadi ketika salah satu orang tidak bisa mengendalikan kekacauan. Selain itu, kamu mungkin lebih nyaman mengundang teman ke rumahmu saat keadaannya rapi.
4. Menurunkan risiko asma dan alergi. Kamu mungkin berpikir rumahmu berantakan tapi tidak kotor. Namun sulit untuk membersihkan tanpa merapikan tumpukan barang. Decluttering dapat mencegah hama dan mengurangi debu, jamur, dan lumut yang dapat memicu asma dan alergi.
5. Peningkatan gaya hidup dan kesejahteraan. Lebih mudah menyiapkan makanan sehat di dapur yang tertata rapi. Dan kebanyakan orang tidur lebih nyenyak di ruangan yang bersih dengan tempat tidur yang rapi.
Itu tadi 5 manfaat decluttering bagi kesehatan mental. Yuk, rajin beres-beres rumah yuk demi mood yang lebih bagus dan sehat mental!