Seorang wanita di China mengalami nasib tragis setelah menjalani operasi plastik untuk memasang implan payudara.
Tujuannya untuk memiliki payudara indah berakhir dengan penipuan yang mengakibatkan dirinya menderita cacat. Lingling, wanita yang dimaksud, menghabiskan sekitar 2,4 juta yuan (sekitar Rp 5,5 miliar) untuk prosedur tersebut, namun malah mendapatkan implan dengan DNA sapi dan rusa.
Seperti dilansir oleh South China Morning Post, peristiwa ini bermula pada 2017 saat Lingling tertarik dengan prosedur pembesaran payudara yang dipromosikan oleh sebuah salon kecantikan di Jiangxi, China.
Salon tersebut mengklaim bekerjasama dengan sebuah klinik yang dapat mengekstrak dan mengkultivasi kolagen pasien untuk disuntikkan kembali ke payudara, dengan janji hasil yang berasal dari tubuh pasien sendiri tanpa risiko penolakan.
Pada September 2017, Lingling bersama pemilik salon mengunjungi Beijing Creating Medical Cosmetic Clinic, tempat di mana operasi itu dilakukan.
Kepala ahli bedah di klinik tersebut, Bai Jin, meyakinkan Lingling bahwa prosedur tersebut aman. Namun setelah operasi, Lingling merasakan rasa sakit dan sensasi aneh di payudaranya. Selama enam tahun berikutnya, ia menjalani sembilan operasi untuk perbaikan implan, dengan total biaya mencapai 2,39 juta yuan.
Pada tahun 2023, Lingling menemukan kebocoran dan deformasi pada implan payudaranya.
“Ada dua benjolan di dada saya yang sampai ke perut,” ungkapnya. Lingling pun meminta klinik tersebut untuk melakukan operasi korektif, tetapi mereka malah meminta laporan penilaian medis.
Pada Oktober 2024, Lingling memutuskan untuk memeriksakan implan payudaranya di sebuah rumah sakit di Shanghai. Di sana, dokter menemukan bahwa bahan yang digunakan untuk implan tersebut merusak tubuhnya. Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa implan payudara tersebut mengandung DNA dari sapi dan rusa besar.
Lembaga medis yang berwenang mengklasifikasikan deformitas payudara Lingling sebagai kecacatan parah yang menyebabkan rasa sakit fisik dan psikologis yang signifikan.
Seorang pakar industri kecantikan dari Jiangxi, Fu, mengatakan bahwa pasien lain juga pernah menemukan DNA dari hewan seperti unta, kelelawar, dan gorila dalam implan mereka. Bahan-bahan non-manusia ini dapat menyebabkan reaksi penolakan dari sistem imun.
Merasa ditipu dan mengalami cacat permanen, Lingling berusaha meminta kompensasi dari klinik dan salon yang menipu dirinya. Namun, saat ia mendatangi tempat-tempat tersebut, ia menemukan bahwa klinik dan salon tersebut telah tutup.
Klinik tempat ia menjalani operasi, Beijing Creating Medical Cosmetic Clinic, telah dicabut izin usahanya dan terlibat dalam 398 sengketa malapraktik medis. Selain itu, kepala ahli bedahnya, Bai Jin, juga tidak terdaftar di otoritas medis.
Pada 1 Maret, Lingling melaporkan kasus ini ke Komisi Kesehatan Kota Beijing. Namun, karena klinik yang terlibat sudah tutup, Lingling kesulitan mendapatkan keadilan.